Page 63 - Buku 11 BUKU PINTAR FIKIH, AKHLAK DAN ADAB
P. 63
Di antara adab puasa yang disunnahkan adalah
hendaknya orang yang berpuasa menyadari besarnya
nikmat Allah atas dirinya dengan dimudahkannya
melaksanakan puasa. Allah telah memberi taufik
kepadanya dan memudahkan hingga ia dapat
menyempurnakan puasanya sehari penuh bahkan
sebulan penuh. Sungguh, banyak orang yang terhalang
dari kesempatan berpuasa, baik karena meninggal
dunia sebelum datangnya bulan Ramadhan, tidak
mampu melaksanakannya, atau karena tersesat dan
berpaling dari ibadah ini. Maka, hendaknya orang
yang berpuasa memuji dan bersyukur kepada Rabb-
nya atas nikmat puasa yang menjadi sebab
diampuninya dosa, dihapuskannya kesalahan, dan
diangkatnya derajat di surga yang penuh kenikmatan
di sisi Rabb Yang Maha Mulia.
Saudaraku… beradablah dengan adab-adab puasa,
jauhilah sebab-sebab kemarahan dan pembalasan, serta
hiasilah diri dengan sifat-sifat mulia para salafus
shalih. Karena tidak ada yang dapat memperbaiki umat
akhir zaman ini kecuali apa yang telah memperbaiki
generasi awal mereka, yaitu ketaatan kepada Allah dan
menjauhi dosa-dosa.
Ibnu Rajab rahimahullah berkata: "Orang yang
berpuasa terbagi menjadi dua tingkatan:
Tingkatan pertama: Orang yang meninggalkan
makanan, minuman, dan syahwatnya karena Allah
Ta'ala, mengharap balasan dari-Nya di surga. Ia
telah berdagang dan bertransaksi dengan Allah
63

