Page 60 - Buku 11 BUKU PINTAR FIKIH, AKHLAK DAN ADAB
P. 60
Selain itu, hadits shahih dari Umar bin Khaththab
radhiyallahu „anhu menyebutkan bahwa Nabi
shallallahu „alaihi wa sallam bersabda:
ِ
ِ
َِّ
َِّ
ِ
ٍ ِ
ىوػن ام ئرما لُ كل انَّإو ،تايِّ ػنلاب ُ ؿامعَ لْا انَّإ
َّ
َ
َ
َ
ْ ِّ
ْ
َ
َ َ
َ
"Sesungguhnya amal itu tergantung pada niat,
dan setiap orang akan mendapatkan sesuai
86
dengan apa yang ia niatkan."
3) Puasa juga batal dengan niat. Barang siapa yang
berniat untuk membatalkan puasanya di tengah
hari, maka puasanya menjadi batal, meskipun ia
tidak makan atau minum.
Ini adalah pendapat yang paling kuat di kalangan
ulama, karena puasa merupakan ibadah yang
syarat utamanya adalah niat yang harus ber-
langsung selama seluruh waktu ibadah. Jika
seseorang sengaja memutus niatnya, maka
batallah ibadahnya karena inti ibadah tersebut
sudah hilang.
Hal ini sesuai dengan kaidah hadits:
ِ
ِ
ِ
َِّ
َِّ
ٍ ِ
ىوػن ام ئر ما لُ كل انَّإو ،تايِّ ػنلاب ُ ؿامعَ لْا انَّإ
َّ
َ
َ
َ
ْ ِّ
ْ
َ َ
َ
َ
"Sesungguhnya amal itu tergantung pada niat,
dan setiap orang mendapatkan sesuai dengan apa
87
yang ia niatkan."
Maka amal perbuatan itu dibangun di atas niat,
dan amal perbuatan dinilai berdasarkan niatnya.
Niatlah yang membuat amal menjadi sah,
sehingga amal bergantung padanya.
60

