Page 15 - Teori dan Isu Pembangunan_Neat
P. 15
MAPU5102/MODUL 1 1.15
terhadap perkembangan tersebut oleh Malthus diungkapkan dalam teorinya
mengenai ketidakmampuan untuk berkonsumsi secara memadai (theory of
underconsumption).
Masalah penting dalam pembahasan Malthus yang menarik perhatian dan
sampai sekarang masih relevan bagi pembangunan ekonomi di negara-negara
berkembang ialah segi institusi yang bersifat sosiologis-ekonomis. Dalam
masyarakat di negara-negara maju, termasuk di kalangan cendekiawan, sering
terdapat pandangan seolah-olah keterbelakangan dan kemacetan ekonomi di
belahan dunia lain (Amerika Latin, Afrika, Asia) disebabkan oleh tabiat dan
perilaku penduduk setempat, yaitu sikap memudahkan sesuatu, malas dan
mempunyai ketergantungan pada alam yang sangat tinggi, keadaan sumber daya
alam yang sangat menguntungkan dan memudahkan kehidupan manusia.
Pandangan yang dangkal tetapi populer itu kebenarannya dibantah oleh
Malthus. Malthus menunjuk kepada kenyataan institusional dalam tata susunan
ekonomi masyarakat yang menjadi kendala besar bagi kemajuan rakyat.
Keterbelakangan dan kemiskinan penduduk di negara-negara yang dimaksud
bukanlah disebabkan oleh terbatasnya tanah subur atau semakin kecilnya luas
tanah karena penduduk bertambah; bukan pula oleh “kemalasan” penduduk.
Kemiskinan itu ada sangkut-pautnya dengan kenyataan bahwa tanah yang sangat
luas dikuasai oleh segelintir kalangan atas dalam masyarakat yang terdiri dari
sejumlah keluarga tuan tanah. Konsentrasi pemilikan dan penguasaan tanah
serupa itu tidak memberikan dorongan dan sama sekali tidak mengandung
perangsang bagi petani penggarap tanah untuk mencari kemajuan dengan cara
meningkatkan hasil produksinya, apalagi dengan cara melakukan investasi. Hal
ini dikarenakan sebagian besar hasil produksi tanah dinikmati oleh tuan tanah,
sedangkan hasil produksi masyarakat kecil (golongan lemah) lebih
diperuntukkan buat pemenuhan kebutuhan dasar dan hanya sebagian kecil yang
diinvestasikan.
Sekarang pertanyaannya adalah sejauh manakah penurunan tersebut terjadi?
Malthus mengutarakan bahwa tekanan jumlah penduduk akan mengendalikan
ekonomi ke titik di mana tenaga kerja akan mencapai tingkat kehidupan
minimum yang subsisten. Jika upah berada di atas tingkat subsisten, populasi
akan meningkat; sebaliknya, jika upah berada di bawah tingkat subsisten maka
kondisi tersebut akan menyebabkan tingginya angka kematian dan penurunan
populasi. Hanya apabila upah berada pada tingkat subsisten akan menyebabkan
keseimbangan populasi. Malthus meyakini bahwa kelas pekerjalah yang
menentukan turun naiknya struktur ekonomi itu.