Page 16 - Teori dan Isu Pembangunan_Neat
P. 16
1.16 Teori dan Isu Pembangunan
5. Karl Marx
Pola pendekatan dinamika (pattern of dynamic approach) yang
menyangkut perkembangan masyarakat secara menyeluruh dalam jangka
panjang, bukanlah cara pandang yang baru timbul di zaman modern. Haluan
pemikiran tersebut telah terkandung di dalam gagasan-gagasan para pakar
mazhab Klasik. Pola pendekatan demikian lebih menonjol lagi dalam sistem
pemikiran Karl Marx, yang dapat dianggap sebagai teori dinamika yang paling
komprehensif. Dalam hubungan itu, pandangan para pakar mazhab Klasik dan
Karl Marx dapat dimasukkan dalam kategori grand theories dan kadang-kadang
sebagai magnificent dynamics.
Karl Marx menyoroti banyak aspek dalam teorinya yang terkenal sebagai
teori konflik. Dalam perspektif pertumbuhan ekonomi, Marx menonjolkan
pendeskripsian tentang perkembangan masyarakat dari polanya yang sederhana
hingga menjadi masyarakat yang berstruktur kompleks dan dengan pembagian
kerja yang ketat dalam masyarakat kapitalis.
Sehubungan dengan ekonomi sebagai pendorong kesadaran manusia, Marx
mengungkapkan bahwa dalam produksi sosial, manusia mulai memastikan kalau
hubungan produksi sangat diperlukan dan terlepas dari keinginan mereka.
Hubungan produksi berkaitan dengan tingkatan perkembangan kekuatan
produksi material mereka. Sejumlah hubungan produksi ini merupakan struktur
ekonomi masyarakat dan menjadi landasan yang sesungguhnya. Di atas struktur
ekonomi masyarakat ini berdiri superstruktur hukum dan politik yang
kesemuanya ini berpengaruh terhadap bentuk kesadaran sosial. Modal produksi
material mengondisikan proses sosial, politik dan kehidupan intelektual secara
umum. Hal ini berarti bukan kesadaran manusia yang menentukan kehidupan,
tetapi kenyataan sosial yang menentukan kesadaran manusia (Preston, 1996: 66-
8
71).
Dalam gagasannya mengenai konsep materialisme historis, Marx
mengungkapkan bahwa aktivitas produktif manusia merupakan kunci untuk
menganalisis kehidupan manusia. Hal inilah yang menjadi substansi
masyarakat kapitalis, yaitu bahwa seluruh masyarakat harus membuat diri
mereka produktif dari tahun ke tahun. Kondisi seperti ini menunjukkan
bahwa masyarakat terikat dalam produksi yang bersifat materi. Para kapitalis
merupakan pihak yang memiliki posisi tawar tertinggi, sedangkan kaum buruh
hanya dapat menjual tenaganya kepada majikan sebagai satu input dalam proses
produksi. Maka, terjadilah eksploitasi besar-besaran terhadap kaum buruh. Pada
masa itu modal merupakan kunci untuk mendapatkan pendapatan yang lebih