Page 21 - Teori dan Isu Pembangunan_Neat
P. 21

  MAPU5102/MODUL 1                                        1.21


                   produksi,  kini  beralih  ke  sisi  konsumsi.  Orang  mulai  berpikir  bahwa
                   kesejahteraan bukanlah permasalahan sebanyak mungkin individu, namun
                   lebih dari itu mereka memandang kesejahteraan dalam cakupan yang lebih
                   luas, yaitu kesejahteraan masyarakat bersama dalam arti luas.
                   Terlepas  dari  permasalahan  di  atas  terdapat tiga  kekuatan  utama  yang
                   cenderung  meningkatkan  kesejahteraan  dalam  tahap  konsumsi  besar-
                   besaran ini, yaitu:
                   1)  penerapan  kebijakan  nasional  guna  meningkatkan  kekuasaan  dan
                       pengaruh melampaui batas-batas teritorial nasional;
                   2)  ingin  memiliki  suatu  negara  kesejahteraan  (welfare  state)  dengan
                       pemerataan  pendapatan  nasional  yang  lebih  adil  melalui  pajak
                       progresif, peningkatan jaminan sosial, dan fasilitas hiburan bagi para
                       pekerja;
                   3)  keputusan untuk membangun pusat perdagangan dan sektor penting,
                       seperti  mobil,  jaringan  rel  kereta  api,  rumah  murah,  dan  berbagai
                       peralatan rumah tangga yang menggunakan listrik, dan sebagainya.

                   Amerika merupakan satu-satunya negara yang pertama kali mencapai era
                   konsumsi  massa  tinggi  ini,  yaitu  sekitar  tahun  1920.  Hal  yang  sama
                   kemudian diikuti oleh beberapa negara Eropa Barat. Satu-satunya negara di
                   Asia yang telah mencapai tahap tersebut adalah Jepang.

               7.   Keynes dan  Neo Keynes
                   John Maynard Keynes (1936) mengemukakan pemikiran yang kemudian
               dikenal dalam teori ekonomi makro sebagai Keynessian Revolution (Revolusi
               Keynesian). Teori Keynes difokuskan atas pemintaan agregat yang efektif di
               dalam negeri sebagai variabel strategis dalam mengatasi stagnasi  faktor-faktor
               produksi. Permintaan agregat efektif di dalam negeri membentuk pengeluaran
               untuk  konsumsi,  pengeluaran  untuk  investasi,  dan  pengeluaran  pemerintah
               untuk menimbulkan dampak positif terhadap kegiatan ekonomi dan mengurangi
               pengangguran. Teori Keynes dilatarbelakangi oleh situasi depresi pada tahun
               1929/1930 sehingga dianggap relevan untuk tujuan stabilisasi jangka pendek
               dan bukan untuk memecahkan persoalan jangka panjang dalam pembangunan
                             9
               (Arif, 1998: 28).



               9
                  Sritua Arif, Teori dan Kebijaksanaan Pembangunan, Jakarta; CIDES, 1998, hal .28
   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26