Page 26 - Teori dan Isu Pembangunan_Neat
P. 26
1.26 Teori dan Isu Pembangunan
masyarakat yang pincang tidak dapat dilakukan oleh pihak-pihak yang lemah.
Berikut akan diuraikan tokoh-tokoh yang memberikan kritik atas pemikiran
Neo-Klasik ini.
a. Nicholas Kaldor
Kaldor tidak seluruhnya menolak pemikiran neo-klasik, tetapi hanya
beberapa aspek tertentu saja. Kaldor mencetuskan pemikiran bahwa asumsi
yang dianut dalam pemikiran neoklasik mengenai akan timbulnya
keseimbangan umum (general equlibrium) dalam proses ekonomi melalui
kekuatan pasar adalah suatu kondisi yang tidak realistis. Juga yang
menyangkut asumsi mengenai proses produksi yang bersifat constant
returns to scale. Menurut Kaldor, proses produksi yang menunjukkan sifat
increasing returns to scale terdapat dalam kenyataan proses ekonomi dalam
konteks situasi ketidakseimbangan (disequilibrium) yang timbul secara
endogenous dalam sistem ekonomi.
Menurut Kaldor, pemikiran neo-klasik secara berlebihan menekankan
betapa pentingnya peranan harga yang terbentuk di pasar bebas, sebagai
petunjuk dalam penentuan tingkat output dalam pengertian alokasi sumber-
sumber ekonomi. Secara makro, Kaldor membuat proposisi bahwa
perusahaan mempunyai tujuan lain selain tujuan untuk memaksimumkan
keuntungan, yang mana penentunya dalam proses produksi ditunjukkan
oleh adanya kesamaan antara biaya batas (marginal cost) dengan
penghasilan batas (marginal revenue), seperti yang diformulasikan dalam
pemikiran neoklasik.
b. Ian Livingstone
Livingstone menunjukkan berbagai bentuk di mana logika dinamis yang
melatarbelakangi skala ekonomi akan menimbulkan implikasi bagi
formulasi kebijakan pembangunan. Implikasi kebijakan pembangunan ini
berkaitan dengan kekuatan monopoli yang muncul dan penetrasi
perusahaan-perusahaan multinasional dalam ekonomi negara-negara
berkembang, memanfaatkan skala ekonomi di pasar internasional. Kaldor
dan Livingstone beranggapan bahwa dalam jangka panjang asumsi dasar
pemikiran neoklasik mengenai sistem ekonomi tidak dapat dianggap akan
menghasilkan keseimbangan dan memaksimumkan kesejahteraan rakyat
(welfare-maximizing equilibium).