Page 75 - Hadiah Haji dari Masjid Nabawi
P. 75
Terdapat beberapa ketentuan penting dalam pelaksanaan
melempar jumrah. Tidak sah jika melemparkan tujuh kerikil
sekaligus atau hanya meletakkan kerikil tanpa
melemparkannya. Disunnahkan membaca takbir pada setiap
lemparan sebagai bentuk dzikir dan pengagungan kepada
Allah.
Waktu melempar jumrah pada hari-hari Tasyrik dimulai
setelah tergelincirnya matahari (masuk waktu shalat
Dzuhur) dan tidak boleh dilakukan sebelumnya. Khusus
pada tanggal 13 Dzulhijjah, waktu melempar berakhir saat
matahari tenggelam, dan tidak diperbolehkan melakukannya
setelah itu.
Jamaah harus melempar tiga jumrah secara berurutan,
dimulai dari jumrah shughra, lalu wustha, dan terakhir
kubra. Urutan ini tidak boleh dibalik. Setelah selesai
melempar jumrah shughra dan wustha, disunnahkan untuk
berdiri menghadap kiblat dan berdoa dengan khusyuk.
Namun, setelah melempar jumrah kubra, tidak dianjurkan
untuk berdiri dan berdoa.
Saya lupa, tanggal 11 Dzulhijjah melempar jumrah sughra,
wustha, dan kubra jam berapa dan bersama siapa. Akan
tetapi saya masih ingat tanggal 12 Dzulhijjah, saya
melempar tiga jumrah tersebut bersama Al-Akh Hudzaifah
al-Yamani, satu-satunya peserta undangan haji yang belum
berkeluarga dan usia termuda 18 tahun. Kami berdua
berangkat dari Mina pukul 14.30 waktu Saudi, keluar dari
tenda di Mina dengan jalan kaki menuju stasiun kereta api
yang sangat dekat. Kemudian kami naik nunggu kereta ke
70

