Page 6 - 23 Nov 20_Ikatan Kimia
P. 6
KIMIA, Kls X, SMKN2DepokSlemanYogyakarta 2020 – 2021
terhadap kedua atom H. Dalam molekul H 2 tersebut muatan negatif (elektron)tersebar homogen. Hal ini dikenal dengan ikatan kovalen
nonpolar. Pada contoh (b), pasangan elektron ikatan tertarik lebih dekat ke atom Cl karena Cl mempunyai daya tarik elektron lebih besar
daripada H. Hal ini menyebabkan adanya polarisasi pada HCl, di mana atom Cl lebih negatif daripada atom H. Ikatan seperti ini dikenal dengan
ikatan kovalen polar.
Untuk mengetahui besarnya kepolaran suatu senyawa digunakan momen dipol. Semakin besar harga momen dipol, semakin polar
senyawa yang bersangkutan atau mendekati ke sifat ionik. Pada senyawa non-polar mempunyai momen dipol nol. Momen Dipol adalah hasil
kali muatan dengan jarak antara kedua muatan tersebut
Dengan: µ = momen dipol dalam satuan Debye (D)
1 D = 3,33 x 10 –30 cm
Q = muatan dalam satuan s. e. s (satuan elektrostatis)
r = jarak dalam satuan A° (angstrom)
Sifat-sifat senyawa kovalen
1. Titik didih
o
Titik didih senyawa kovalen relatif rendah, Kebanyakan senyawa kovalen mendidih di bawah 200 C. Senyawa kovalen pada suhu kamar, ada
yang berupa padatan dengan titik leleh yang relatif rendah, ada yang berupa cairan dan ada yang berupa gas. Titik didih berkaitan dengan gaya
tarik-menarik antar partikel (disebut juga kohesi), makin kuat kohesi, makin tinggi titik didih. Air (titik didih 100 C) adalah suatu senyawa kovalen.
o
Atom-atom dalam mlekul air terikat kuat secara kovalen, tetapi ikatan antar molekul (kohesinya) tidak begitu kuat, sehingga air relatif mudah
mendidih.
2. Kemudahan menguap (volatility)
Zat yang mudah menguap, seperti alkohol, cuka, parfum, minyak cengkeh, dan bensin, kita sebut volatil atau atsiri. Zat-zat yang volatil adalah
senyawa kovalen dengan titik didih rendah, sehingga pada suhu kamar sudah cukup banyak yang menguap (ingat! menguap berbeda dari
mendidih; mendidih adalah perubahan cairan menjadi gas pada titik didihnya; menguap adalah perubahan cairan menjadi uap tidak harus pada
titik didihnya.
3. Kelarutan
Kebanyakan senyawa kovalen tidak larut dalam air, mereka lebih mudah larut dalam pelarut organik, contohnya trikloroetana.
4. Daya hantar listrik
Senyawa kovalen tidak menghantarkan listrik baik dalam bentuk padat maupun lelehan. Beberapa senyawa kovalen dapat menghantarkan arus
listrik jika dilarutkan dalam air.
Pengecualian Aturan Oktet
Pengecualian aturan oktet dapat dibagi dalam tiga kelompok sebagai berikut.
1. Senyawa yang tidak mencapai aturan oktet.
Senyawa yang atom pusatnya mempunyai elektron valensi kurang dari 4 termasuk dalam kelompok ini. Hal ini menyebabkan setelah semua
elektron valensinya dipasangkan tetap belum mencapai oktet.
Contohnya adalah BeCl 2, BCl 3, dan AlBr 3.
(atom B belum oktet)
2. Senyawa dengan jumlah elektron valensi ganjil.
Contohnya adalah NO 2, yang mempunyai elektron valensi (5 + 6 + 6) =17. Kemungkinan rumus Lewis untuk NO 2 sebagai berikut.
2. Senyawa yang melampaui aturan oktet.
Ini terjadi pada unsur-unsur periode 3 atau lebih yang dapat menampung lebih dari 8 elektron pada kulit terluarnya (ingat, kulit M dapat
menampung hingga 18 elektron). Beberapa contoh adalah PCl 5, SF 6, ClF 3, IF 7, danSbCl 5.
Perhatikan rumus Lewis dari PCl 5, SF 6, dan ClF 3 berikut ini.
Kegagalan Aturan Oktet
SMK NEGERI 2 DEPOK
6/7