Page 51 - VETNESIA JULI 2019
P. 51
KABAR KAMPUS
Hasil Kajian Edisi World Veterinary Day
“Vaksin sebagai Agen Preventif Penularan Penyakit”
Oleh : Kajian Strategis PB IMAKAHI
dengan korban terkena gigitan
Hewan Penular Rabies (HPR)
sebanyak 735 orang. Dari jumlah
tersebut, 32 sampel korban
terkena gigitan terindentifikasi
positif rabies dan 6 warga Dompu
diantaranya meninggal dunia.
Kasus ini juga telah meluas ke
Kabupaten Sumbawa dengan
teridentifikasinya 27 warga terkena
gigitan anjing dan 4 sampel
diantaranya teridentifikasi positif
rabies. Namun, kasus ini tidak
sematamata karena rendahnya
kesadaran masyarakat untuk
melakukan vaksinasi pada hewan.
Vaksin adalah produk biologi Salah satu vaksin terbaru yang Keadaan setempat yang
yang berasal dari virus, bakteri, dibuat di Indonesia adalah vaksin menyangkut pola pemeliharaan
atau kombinasi keduanya yang untuk mencegah H9N2 dan pada anjing, pemahaman, partisipasi,
dilemahkan, kemudian diberikan bulan Oktober 2018, Kementerian dan perilaku masyarakat seperti
kepada individu guna merangsang Pertanian meluncurkan vaksin kebiasaan masyarakat terkait lalu
munculnya kekebalan tubuh untuk Afluvet H9N2. Vaksin Afluvet H9N2 lintas yang membawa anjing antar
mencegah terjadinya penyakit merupakan vaksin pertama di pulau dari daerah tertular ke
tertentu. Penggunaan vaksin Indonesia dan telah mendapatkan daerah bebas juga berperan
sebagai agen preventif telah ijin edar dari Kementerian dalam penyebaran penyakit.
meluas ke berbagai belahan dunia Pertanian. Vaksin tersebut Dalam upaya mencegah
dan dianggap berhasil dalam diproduksi oleh Pusat Veteriner meluasnya kasus rabies di NTB,
menekan jumlah kematian akibat Farma (Pusvetma) yang pemerintah melalui Kementan
penyakit dan telah lama menjadi merupakan Unit Pelaksana Teknis telah mengirimkan 14.000 dosis
cara yang efektif untuk (UPT) di bawah Direktorat vaksin ke NTB, yakni 9.000 dosis
mengurangi beban penyakit pada Jenderal Peternakan dan ke Dompu, 2.000 dosis ke Bima,
hewan dan merupakan alat utama Kesehatan Hewan. dan 3000 dosis ke Sumbawa.
dalam menjaga kesehatan dan Di samping berkembangnya Selain itu, berbagai upaya juga
juga kesejahteraan hewan. penelitian mengenai vaksin, masih dilakukan pemerintah untuk
Sebelum dikenal dengan istilah terdapat masyarakat yang kurang mencegah meluasnya wabah
vaksinasi, tindakan pencegahan setuju dengan adanya vaksinasi rabies di Indonesia. Pemerintah
serupa disebut dengan variolasi, khususnya terhadap hewan. Hal Indonesia telah mencanangkan
dimana vaksinasi primitif dilakukan ini dapat terjadi karena minimnya berbagai program, beberapa
dengan memindahkan virus cacar wawasan mengenai pentingnya diantaranya melalui implementasi
sapi dari lesi penderita ke orang vaksinasi, serta permasalahan Indonesia Bebas Rabies 2020,
yang sehat dengan tujuan ekonomi juga menjadi faktor serta Kementerian Pertanian
mencegah penyakit tersebut. masyarakat enggan melakukan mencanangkan program baru
Secara modern, variolasi yang imunisasi baik untuk diri sendiri yakni PrestasIndonesia 2030 atau
kemudian disebut dengan maupun untuk hewan peliharaan. Pembebasan Rabies Bertahap
vaksinasi ditemukan pada tahun Barubaru ini, terjadi wabah Seluruh Indonesia 2030,
1796 oleh Edward Jenner dan zoonosis rabies di Kabupaten mengingat sampai saat ini
sampai sekarang terus Dompu yang kemudian ditetapkan sebanyak 24 provinsi di Indonesia
dikembangkan di berbagai negara. sebagai KLB (Kejadian Luar masih endemis rabies. Melalui
Di Indonesia, perkembangan Biasa). adanya laporan sebanyak program tersebut, pemerintah
vaksin terutama dalam mencegah 825 warga di Nusa Tenggara Barat menggulirkan gerakan vaksinasi
penularan berbagai penyakit terus (NTB) menjadi korban gigitan massal terhadap hewan penular
berkembang dengan munculnya anjing. Kasus rabies pertama kali rabies (HPR) secara
berbagai variasi vaksin baru. muncul di Kabupaten Dompu berkelanjutan. Program ini tentu
Juli 2019 | 51