Page 73 - BMH JATIM-MAJALAH MULIA EDISI SEPTEMBER 2021 VERSI ONLINE
P. 73
jauh, lama, bahkan kalau orang paling utama ialah bahwa rezeki
kafir memandang akhirat itu ti di dunia secara hakikat telah Al
dak ada. Namun, bagaimanapun lah sediakan dan tetapkan. Maka,
kita melihat fakta bahwa setiap jangan pernah mencari rezeki
saat selalu ada orang yang per dengan menentang aturan Tu
gi meninggalkan dunia ini. Tidak han. Sebab itu akan membuat
mungkin kematian adalah perkara seseorang mungkin mendapat
yang mengakhiri dunia lalu tidak rezeki yang dicari, tapi ia men
ada apaapa setelah itu. gorbankan akhirat yang abadi,
Jadi, akhirat itu pasti dan satu alam kehidupan yang se
dekat. Karena hakikatnya setiap harusnya ia siapkan kondisinya
jiwa yang bernyawa pasti akan dengan iman dan amal sholeh se
bertemu dengan kematian. Se jak di dunia ini.
bagaimana dahulu, para Nabi dan Seperti wasiat Mu’adz ra, akh
Rasul meninggal dunia. Kemudian irat adalah yang lebih utama un
para sahabat Nabi yang mulia tuk dicari. Makna dari pesan ini
juga mengalaminya. ialah, silakan cari rezeki di dunia,
Nah, ketika ajal menjemput, tapi jangan tinggalkan adab, akh
Mu’adz bin Jabal ra pernah ber lak, apalagi iman. Karena yang
wasiat, “Sesungguhnya setiap di dunia ini telah tersaji, sedang
hamba Allah , termasuk kalian, kan akhirat kelak, sangat “diten
pasti akan mendapatkan bagian tukan” oleh kehidupan manusia
mereka di alam dunia ini. Akan itu sendiri kala di dunia. Kalau ia
tetapi, yang lebih utama untuk melupakan Allah, menanggalkan
kalian cari adalah bagian untuk iman, dan mengikuti hawa nafsu
kepentingan kalian di akhirat kelak. di dalam mencari rezeki, boleh
Oleh karena itu berbuat baiklah jadi di dunia dia kaya dalam sisi
kalian di alam dunia ini untuk mem harta. Namun sengsara dalam sisi
persiapkan diri bagi kehidupan di batin. Dan, itu tidak akan berhenti
alam akhirat kelak.” sampai di situ, kematian dan pas
Dengan demikian, sikap men ca kematian akan sangat menyik
tal yang harus hadir dan kokoh di sa kehidupannya nanti.*/Imam
dalam jiwa kaum Muslimin yang Nawawi
Muharram 1443/September 2021 | MULIA 69