Page 4 - e-modul bab 9 PAI_new
P. 4
b. Keseimbangan
Keseimbangan merupakan nilai dasar yang mempengaruhi
berbagai aspek tingkah laku ekonomi seorang Muslim. Asas keseim-
bangan ini, misalnya, terwujud dalam kesederhanaan, hemat, dan
menjauhi pemborosan.
ِ
ِ
ِ
ا ك ذ ب ن و او ْ َ َ و ا ْ ُ َ ا َ َ ِ اذإ أ َ او
َ َ
َُْ
َ
ُْ
ُ
َ َ
ُ َ
ْ
ََْ
َ
ً َ
َ
“Orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-
lebihan dan tidak (pula) kikir. Adalah (pembelanjaan ideal itu) di tengah-tengah
antara yang demikian itu” (Q.S. al-Furqan:67).
Keseimbangan yang dimaksud adalah keseimbangan antara
kepentingan dunia dan akhirat, keseimbangan antara kepentingan
individu dengan kepentingan umum, dan keseimbangan antara hak
dan kewajiban.
c. Keadilan
Keadilan harus diterapkan di semua bidang ekonomi dalam
proses produksi, konsumsi maupun distribusi. Selain itu, keadilan
juga harus menjadi alat pengatur efisiensi dan pemberantas pem-
borosan.
ِ
ِ
ِ
ُ ل ْ ا َ ع ق ِ ا َ أ ك ْ ُ نَأ درَ أ اذإو
َ
َ َ ََ
ً َ
َ
ُ ََ
َ
ْ
َ
َْ
َ ْ َ
َ ْ
ْ
َ َ ُ
َْ
َ
َْ
ْ
َ
َ
َ
َ
ِ
ا
َْ
ً
“Jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada
orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (agar menaati Allah), tetapi mereka
melakukan kedurhakaan di negeri itu” (Q.S. al-Isra’:16).
Keadilan juga berarti kebijaksanaan dalam mengalokasikan
sejumlah kecil kegiatan ekonomi tertentu bagi orang yang tidak
mampu memasuki pasar, yaitu melalui zakat, infak, dan sedekah
kepada orang miskin, yang tidak ditentukan jenis, jumlah maupun
waktunya.
Ketiga nilai dasar ekonomi Islam itu, menurut Saefuddin
(dalam Ali, 1988:17), merupakan pangkal nilai-nilai instrumental dari
sistem ekonomi Islam
yang berjumlah lima, yaitu: zakat, larangan riba, kerjasama, jaminan
sosial, dan peranan negara. Kelima nilai instrumental strategis ini
mempengaruhi tingkah-laku ekonomi seorang Muslim, masyarakat,
dan pembangunan ekonomi pada umumnya (Ali, 1988:9).
3