Page 41 - Modul Discovery Learning Terintegrasi Etnosains Hidrolisis Garam
P. 41
PELARUTAN SABUN CUCI
PELARUTAN SABUN CUCI
Sabun adalah bahan yang digunakan untuk mencuci, baik
pakaian, perabotan, badan, dan lain-lain yang terbuat dari
campuran alkali, dan trigliserida dari lemak. Sabun dibuat secara
kimia melalui reaksi saponifikasi atau disebut juga reaksi
penyabunan. Dalam proses ini asam lemak akan terhidrolisa oleh
basa membentuk gliserin dan sabun mentah. Sabun tersebut
kemudian akan di olah lagi untuk menyempurnakannya hingga
kemudian sampai ke kita. Sabun pada mulanya berbentuk batang.
Lalu seiring dengan kemajuan zaman, di buatlah sabun colek,
sabun sintetis atau deterjen.
Gambar 32. sabun
(Sumber : id.pngtree.com/)
Sabun memiliki kelarutan yang tinggi dalam air, tetapi
sabun tidak larut menjadi partikel yang lebih kecil, melainkan larut
dalam bentuk ion. Sabun pada umumnya dikenal dalam dua wujud,
sabun cair dan sabun padat. Perbedaan utama dari kedua wujud
sabun ini adalah alkali yang digunakan dalam reaksi pembuatan
sabun. Sabun padat menggunakan natrium hidroksida/soda kaustik
(NaOH), sedangkan sabun cair menggunakan kalium hidroksida
(KOH) sebagai alkali. Selain itu, jenis minyak yang digunakan
juga mempengaruhi wujud sabun yang dihasilkan. Dalam sabun
terdapat zat aktif yang disebut surfaktan. Zat aktif ini merupakan
zat aktif permukaan yang mempunyai ujung berbeda yaitu hidrofil
(suka air) dan hidrofob (suka lemak). Bahan aktif ini berfungsi
menurunkan tegangan permukaan air sehingga dapat melepaskan
kotoran yang menempel pada permukaan bahan.
Sabun adalah bahan yang digunakan untuk mencuci, baik
pakaian, perabotan, badan, dan lain-lain yang terbuat dari 41
campuran alkali, dan trigliserida dari lemak. Sabun dibuat secara
kimia melalui reaksi saponifikasi atau disebut juga reaksi
penyabunan. Dalam proses ini asam lemak akan terhidrolisa oleh