Page 67 - TEKNOLOGI, INFORMASI, DAN KOMUNIKASI
P. 67
Teori kognitif multimedia learning di atas didasarkan
pada tiga asumsi dasar yakni: a) orang memiliki saluran
auditori dan saluran visual yang terpisah, b) saluran-saluran
itu memiliki kapabilitas yang terbatas, c) pembelajaran penuh
makna itu melibatkan orang secara aktif memilih, menata dan
memadukan informasi auditori dan visual yang masuk.
Sebagaimana diungkapkan oleh Mayer (2009) dalam teori
kognitif multimedia learning, bahwa peserta didik-peserta
didik yang belajar dengan kata-kata dan gambar-gambar bisa
menghasilkan 89% lebih banyak solusi kreatif dalam tes
transfer dibandingkan peserta didik-peserta didik yang belajar
dengan kata-kata saja. Saat kata-kata disajikan sebagai narasi,
saluran auditori bisa digunakan untuk pemrosesan kata-kata.
Pada saat yang sama, saluran visual bisa digunakan untuk
pemrosesan gambar-gambar. Dengan cara ini, bebannya jadi
berimbang diantara dua saluran sehingga tidak ada satu
saluran yang kelebihan beban. Gambar-gambar masuk
melalui mata (diproses disaluran pictorial) dan kata-kata
terucapkan masuk lewat telinga (diproses disaluran verbal).
Adapun kegunaan sumber belajar sebenarnya tidak
terlepas dari tujuan agar sumber belajar itu menjadi
bermakna. Bahan ajar yang pendidik buat harus benar-benar
diharapkan mampu membuat peserta didik menguasai
kompetensi yang diharapkan. Dalam mencapai kriteria
tersebut, seorang perancang pembelajaran atau pembang
bahan ajar, bukan hanya membuat produk bahan ajar tetapi
juga mengembangkan strategi pembelajaran, penyajian
informasi, latihan dan umpan balik, pengujian dan kegiatan
lanjutan. Strategi ditetapkan berdasarkan teori-teori
1 |Teknologi, Informasi, dan Komunikasi