Page 12 - E-Modul Revisi_Neat
P. 12

E-Modul Biologi
                         Perubahan dan Pelestarian Lingkungan                                        8
                         Berbasis Literasi Ekologi dan Terintegrasi Kearifan Lokal Ammatoa Kajang


                        Namun dalam kenyataanya keseimbangan lingkungan sekarang
                        mulai terganggu seperti adanya kerusakan habitat, pencemaran
                        air, pemanasan global dan lain-lain. Berdasarkan permasalahan
                        di  atas    dapat  diperhatikan  masalah-masalah  interaksi  antara
                        ruang dan segala isinya. Yang mana manusia sebagai salah satu
                        komponen lingkungan hidup yang memiliki peran yang dominan
                        dalam  kehidupan  ekologis  bumi,  Justru  banyak  melakukan
                        pengerusakan  yang  hasilnya  memberi  dampak  juga  ke
                        manusia . Salah satu dari pesan atau pasang Kajang berbunyi:
                                   5
                                                     “Jagai  Linoa  Lolong  Bonena.  Kam-“



                                                     mayya  Tompa  Langika.  Siagang  Rupa
                                                     Taua. Siagang Boronga” artinya jagalah
                                                     bumi  dan  isinya,  begitu  juga  langit,
                                                     manusia



                        Makna  butir  Pasang  di  atas  oleh  masyarakat  Amma-Toa
                        dipercaya sebagai pesan  Pertama dari Turie' A'ra'na (Tuhan YME)
                        kepada  Amma-Toa  (Tau  Mariolo),  yang  menyatakan  bahwa
                        ekosistem dunia (Lino) adalah sumber kehidupan yang menjadi
                        jaminan  keberadaan  umat  manusia  di  muka  bumi.  Pasang  ini
                        mengingatkan  bahwa  kalau  terjadi  penebangan  kayu  di  hutan
                        secara terus menerus tanpa ada upaya pemulihan, maka akan
                        mengurangi  hujan  dan  menghilangkan  sumber  mata  air.  Oleh
                        karena itu, menurut pasang adalah tidak dibenarkan dan apabila
                                                6
                        terjadi penebangan . Dalam pasang lain juga berbunyi:
                          “



                           “Anjo boronga anre nakulle nipanraki.
                           Punna  ripanraki  boronga,  nupanraki
                           kalennu”  artinya  Hutan  tidak  boleh
                           dirusak,  jika  engkau  merusaknya,
                           maka sama halnya engkau merusak
                           dirimu.


                        Dalam  pasang  tersebut  menggambarkan  bahwa  masyarakat
                        adat Amma-Toa mensejajarkan dirinya dengan lingkungan dan
                        memandang  diri  mereka  sebagai  bagian  yang  terintegrasi
                                                    7
                        dengan lingkungannya .





                        5 Syamsul Bahri, 2011, Humanisasi Lingkungan, Makassar: Alauddin University Press.
                        6 Heryati, ‘Konsep Islam Dalam Pasang Ri Kajang Sebagai Suatu Kearifan Lokal Tradisional Dalam Sistem Bermukim’, Jurusan Arsitektur
                            UNG Gorontalo <https://doi.org/https://repository.ung.ac.id/karyailmiah/show/206>.
                        7 Erman Syarif and others, ‘Tradition of “Pasang Ri-Kajang” in the Forests Managing in System Mores of “Ammatoa” at District Bulukumba
                           South Sulawesi, Indonesia’, Mediterranean Journal of Social Sciences, 7.6 (2016), 325–32 <https://doi.org/10.5901/mjss.2016.v7n6p325>.
   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17