Page 37 - Modul Pendidikan Kopdit Kabari
P. 37
anggota CU, namun sebelumnya sering ke tempat renternir. Karena
itu, orang yang di dekat rumah renternir, kaget bahwa orang yang
sudah menjadi anggota CU telah berubah.
Lalu yang sudah menjadi anggota CU-Koperasi itu merasa bangga,
karena ‘seolah-olah’ telah keluar dari jeratan si renternir. Makanya ia
datang dengan membawa tas yang didalamnya terdapat buku-buku
tabungan anggota CU-Koperasi.
Dari dialog keduanya itu, sangat jelas menggambarkan komitmen
keduanya untuk bersaing dalam mengembangkan usaha yang wajar
dan layak sebagai ‘homo economos’ .
Sebagai ‘homo economos’ yang berjalan dalam sejarah hidup
manusia, kebersamaan dalam CU-Koperasi jauh lebih bermartabat
daripada terlilit dalam jejaring renternir. Karena itu, sikap bijak dan
cerdas dalam membangun tata kelola diri, harus dikedepankan
sehingga tawaran-tawaran menarik namun ‘akal-akalan’ yang ada
disekeliling kita, dipandang sebagai ‘sebuah pencobaan’ di zaman
kini.
B. Mengendus Perjalanan CU - Koperasi di Pangkalpinang,
Bangka Belitung
Mendalami proses membangun peradaban ekonomi kerakyatan,
mestinya tidak dimulai dari Koperasi Konsumen di Inggris atau CU di
Jerman. Tetapi, yang harus disadari disini, adalah bahwa proses itu telah
ada di setiap lini kehidupan suatu masyarakat tertentu, walau yang
ditampilkan itu sangat sederhana dan tradisional, seperti gotong royong
membangun rumah, jalan, got, balai pertemuan, dan lain-lain.
Maka yang perlu kita refleksikan bersama ialah: ‘apa yang mesti kita
hidupkan untuk tetap menolong orang lain, membantu diri sendiri’ saat
ini?
Supplement-2:
Dari perjalanan CU-Koperasi, kita menemukan bahwa CU-Koperasi
adalah bentuk kerjasama atau bentuk gotong royong yang sudah
lebih maju pada suatu masa. Kehadiran CU-Koperasi merupakan
37 | P a g e - M o d u l P e n d i d i k a n K o p d i t K a b