Page 38 - Modul Pendidikan Kopdit Kabari
P. 38

jawaban yang tepat kepada masyarakat modern.
             Gerakan CU masuk ke Indonesia pada tahun 1950-an. Namun, kala
              itu situasi ekonomi di Indonesia pun sangat memprihatinkan karena
              inflasi melanda Indonesia begitu hebat. CU dengan memakai sistem
              yang  sama  seperti di  Jerman,  ala  Raiffeisen  berlaku  sekitar  tahun
              1955-1959.  Namun,  tekanan  inflasi  yang  kuat,  membuat  usaha
              perkoperasian  macet  total.  Baru  tahun  1960-an  muncul  KSU.
              Koperasi Serba Usaha sampai sekarang ini pun masih ada. Bahkan
              gambar bagian A tadi di atas, mencerminkan koperasi-koperasi yang
              hidup  dikalangan  masyarakat  kita  dengan  berbagai  tawaran
              pelayanan  yang  menarik,  tapi  sangat  berbahaya  jika  si  peminjam
              melalaikan untuk mengangsurnya.
             Masyarakat yang cerdik harus tahu bahwa Kopdit yang sah adalah
              Kopdit yang berbadan hukum dan setiap tahun paling kurang sekali
              mengadakan  RAT.  Tanpa  kedua  hal  pokok  ini,  masyarakat
              diharapkan  jangan  menjadi  anggota  sebuah  Koperasi  yang  tidak
              mempunyai dua hal dasar tadi.
             Ekonomi  Indonesia  sejak  tahun  1967  terasa  semakin  stabil.  Para
              penggerak CU memberanikan diri untuk menghubungi WOCCU atau
              Dewan  Dunia  Koperasi.  Tanggapan  WOCCU  sangat  baik  untuk
              permintaan  Indonesia.  WOCCU  mengutus  Mr.  AA.  Bailey  ke
              Indonesia.  Hasil  dari  Indonesia,  WOCCU  mengambil  keputusan
              bahwa Indonesia cocok untuk pengembangan Kopdit. Bahwa Kopdit
              di Indonesia sepatutnya sebagai sarana sekaligus sebagai wahana
              pengentasan kemiskinan di Indonesia.
                                                19
             Untuk pengembangan Kopdit ini, dimulai dengan mengutus beberapa
              orang  untuk  mengikuti  seminar  di  Bangkok.  Seminar  ini
              diselenggarakan oleh SELA (Socio Economic Life in Asia) pada tahun
              1963. Dari Indonesia dihadiri oleh Pst. Dijkatra, Pst. F. Lubbers, Pst.
              Albreght, Bambang Isnarwan, Teguh Subanjar, dan Nico Susilo. Dari
              Bangkok ini, kemudian mulai mengadakan seminar CU di Bandung
              tahun 1968 oleh Komisi PSE KWI (baca dulu: MAWI). Dari seminar


           19   Munaldus, dkk, ‘Credit Union: Kendaraan Menuju Kemakmuran.... (2012), hal. 20-
             22.; bdk. Modul Pelatihan Inkopdit, 1996.
           38 | P a g e -   M o d u l   P e n d i d i k a n   K o p d i t   K a b
   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43