Page 15 - e-Modul
P. 15
RISIKO SAHAM | 13
2.6. Proses Keputusan (Kombinasi Return & Risiko)
Proses keputusan investasi adalah pemahaman hubungan antara return harapan dan
risiko suatu investasi. Menurut Tandelilin (2001: 5), hubungan return risiko dan return
harapan dari suatu investasi merupakan hubungan yang searah dan linier. Artinya,
semakin besar return harapan, semakin besar pula tingkat risiko yang harus di
pertimbangkan. Atau bisa juga disebut sebagai dasar keputusan investasi. (Hadijah,
2021).
Dalam melakukan investasi seorang investor akan memperkirakan berapa tingkat
penghasilan yang diharapkan (expected return) atas investasinya untuk suatu periode
tertentu di masa yang akan datang. Namun setelah periode investasi berlalu, belum
tentu tingkat penghasilan yang terealisasi adalah sama dengan tingkat penghasilan
yang diharapkan. Tingkat penghasilan yang terealisasi dapat lebih tinggi atau lebih
rendah. Ketidakpastian akan tingkat penghasilan merupakan inti dari investasi yaitu
bahwa investor harus selalu mempertimbangkan unsur ketidakpastian yang merupakan
resiko investasi.
Investasi pada Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dapat dikatakan tidak berisiko, karena
dapat dipastikan bahwa Bank Indonesia akan melunasi kewajibannya pada saat jatuh
tempo. Karena risikonya sangat rendah, maka aset tersebut hanya dapat menjanjikan
penghasilan yang relatif rendah. Investasi pada saham mempunyai risiko yang tinggi,
karena besar sekali kemungkinan bahwa penghasilan yang diharapkan pada suatu
periode tertentu tidak dapat direalisasikan. Akan tetapi karena tingkat risikonya yang
lebih tinggi, maka aset tersebut menjanjikan penghasilan yang jauh lebih besar. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa ”Trade Off” atau tukar impas antara penghasilan
dan tingkat risiko. (Afriyeni & Marlius, 2019)
“Dalam upaya mengurangi resiko yang dihadapi, pemodal biasanya melakukan
diversifikasi atas investasi yang dilakukan dengan membentuk portofolio yang terdiri
dari beberapa saham. Dengan melakukan diversifikasi kerugian pada satu jenis investasi
dapat dikompensasi dari investasi pada saham lain yang dimiliki investor”. (Rahyuda
dan Ardhita, 2003). Diversifikasi ini bisa meminimumkan resiko pada tingkat return
tertentu atau dengan kata lain tidaklah mungkin diformulasikan suatu komposisi
portofolio yang menghasilkan return maksimum dengan resiko minimum.

