Page 21 - Legenda Condet
P. 21

4

                           Janji yang Ditepati





                 Malam  itu  langit  cerah.  Bulan  bersinar  terang.
            Bintang-bintang bertaburan di angkasa. Di bawah malam
            itu, Astawana bersiap untuk memenuhi janjinya kepada
            Maemunah.

                 Pemuda perkasa itu tegak berdiri dengan merapatkan
            kedua kakinya. Mulutnya berkomat-kamit melafalkan doa-
            doa dengan mata yang terpejam. Dikerahkannya segenap
            kesaktian yang dimilikinya. Dengan keyakinan yang kuat,  ia

            berusaha membangun dua rumah di tempat yang berbeda
            dalam satu malam.
                 Astawana terus berdoa meskipun cuaca telah berubah
            menjadi mendung dan hujan telah turun dengan deras.  Ia

            tidak bergerak dari posisinya meskipun tubuhnya basah
            kuyup oleh air hujan di udara terbuka itu.
                 Tiba-tiba dengan gerakan yang pasti, ia meloncat.
            Dibenturkannya telapak tangannya dengan keras ke tanah.

            Seketika tanah di sekitarnya bergoyang. Lalu, ia bersujud
            di tanah dengan wajah bersemu merah. Ia paham telah
            berusaha sekuat tenaga, tetapi semuanya Tuhan yang
            menentukan karena Tuhan yang Maha Menentukan segala

            sesuatu.




                                          9
   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26