Page 26 - Legenda Condet
P. 26

Seluruh keluarga sangat bersedih. Mereka merasa
            sangat kehilangan seorang suami dan ayah yang baik.
            Astawana berusaha menguatkan hati istrinya agar tak larut
            dalam kesedihan. Karena ia tahu, Maemunah akan memikul

            tanggung jawab untuk mengelola kekayaan yang diwariskan
            oleh Pangeran Condet.
                 Masyarakat Condet pun terguncang oleh kematian sang
            pangeran. Mereka merasa kehilangan seorang panutan

            secara tiba-tiba. Mendung dukacita seolah menyelimuti
            daerah yang tenang itu. Begitu banyak orang datang untuk
            mengucapkan bela sungkawa. Sudah bisa diduga, rata-
            rata dari mereka memberikan komentar yang sangat baik

            mengenai almarhum. Hal ini karena almarhum tidak pernah
            memiliki cacat perilaku selama hidupnya.
                 Setelah salat Asar, jenazah Pangeran Condet
            dimakamkan di pemakaman keluarga, tidak jauh dari tempat

            tinggal mereka. Banyak sekali orang yang mengantar.
            Mereka mendoakan almarhum dengan takzim. Lantunan
            doa sepanjang perjalanan menuju pemakaman didaraskan
            oleh orang-orang yang mengantar.

                 Di antara orang yang hadir di pemakaman itu ada
            seseorang yang bernama Entong Gendut. Ia adalah sosok
            yang terkenal di kalangan masyarakat Betawi  kala itu.
            Ia seorang pendekar yang disegani. Meskipun demikian,

            sosoknya kadang misterius. Ia jarang muncul di masyarakat,





                                          14
   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31