Page 27 - Legenda Condet
P. 27

tetapi masyarakat tahu apa yang dilakukannya dalam
            membantu masyarakat miskin di Betawi.
                 Dalam upacara pemakaman itu, terlihat Entong Gedut
            tengah memanjatkan doa di tengah-tengah orang banyak.

            Tidak menarik perhatian sama sekali.  Dari mana arah
            datangnya, tak ada yang tahu, muncul begitu saja. Ia sempat
            menemui Polong dan mengucapkan dukacita.
                 “Saya ikut merasa kehilangan Pangeran, Mpok. Pangeran

            orang yang baik.”
                 “Terima kasih, Tong.”
                 “Mpok yang sabar menghadapi cobaan ini.”
                 “Ya, Tong.”

                 “Saya nggak bisa lama, Mpok karena harus pergi ke
            Kemayoran. Ada urusan penting.”
                 “Nggak apa-apa, Tong. Terima kasih elu udah datang.”
                 “Kalau ada yang gawat, jangan sungkan panggil saya,

            Mpok.”
                 “Ya, Tong.”
                 Tak lama kemudian, Entong Gendut pergi, menyelinap
            di tengah kerumunan orang, menghilang begitu saja.



                                         ***

                 Sepeninggal  Pangeran  Condet,  Maemunah  secara
            otomatis menjadi penguasa di kawasan itu. Seperti  juga
            ayahnya, ia bersikap bijaksana dalam menghadap setiap
            permasalahan. Ia juga mewarisi sifat dermawan ayahnya



                                          15
   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32