Page 19 - FIX_MODUL SUFA FLIP BOOK
P. 19
Belanda mengakui eksistensi Negara Republik Indonesia, tetapi
hanya dalam tiga wilayah kekuasaan yaitu Sumatera, Jawa, dan Madura.
Namun empat bulan berselang, Belanda menyatakan tidak terikat lagi
dengan perjanjian tersebut dan mulai melancarkan serangan melalui
Agresi Militer Belanda I.
Berbagai pertempuran pun terus terjadi hingga kembali dilakukan
perundingan melalui perjanjian Renville di atas kapal Renville milik
Amerika Serikat yang dilabuhkan di Tanjung Priok, Jakarta (Januari 1948).
Hasil dari perjanjian tersebut merugikan Indonesia karena Belanda
menguasai wilayah-wilayah penghasil pangan dan sumber daya alam,
serta memblokade ekonomi Indonesia. Bahkan tak lama berselang,
Belanda mulai menyerang ibu kota Indonesia yang saat itu berada di
Yogyakarta. Serangan tersebut dinamakan Agresi Militer Belanda II.
Akibat terus menerus melakukan konfrontasi terhadap Indonesia,
dunia internasional pun mengecam tindakan Belanda dan meminta untuk
menghentikan operasi militernya. Perundingan pun kembali digelar
melalui perjanjian Roem-Royen (Mei 1949) yang dilaksanakan di Hotel
Des Indes, Jakarta. Perundingan ini menghasilkan kesepakatan bahwa
kedua negara menghentikan peperangan dan mempersiapkan diri untuk
menyelesaikan permasalahan pada Konferensi Meja Bundar (KMB) yang
nantinya akan digelar di Den Haag, Belanda.
E-MODUL PEMBELAJARAN SEJARAH BERBASIS INKUIRI 12