Page 179 - Kewirausahaan - Mashur Razak
P. 179

Membangun Kepercayaan                                      167




               bergantung pada ketepatan tindakan atau kerjasama dari
               orang lain. Kedua, adanya asumsi  bahwa kepercayaan
               akan memberikan cara untuk menanggulangi risiko atau
               ketidakpastian dalam hubungan pertukaran. Ketiga, suatu
               keyakinan atau pengharapan bahwa  hasil  yang tidak
               menyenangkan dari  penerimaan atas suatu risiko  tidak
               diambil keuntungannya oleh pihak lain dalam  proses
               hubungan.
                    Robbins & Judge (2007) menyebutkan  lima dimensi
               kunci dalam konsep kepercayaan yang dapat dijadikan
               indikator untuk mengukur kepercayaan, yaitu: (1) Integritas
               (integrity), merujuk pada kejujuran dan  kebenaran;  (2)
               Kompetensi (competence), terkait dengan pengetahuan dan
               keterampilan teknikal dan  interpersonal yang dimiliki
               individu; (3) Konsistensi (consistency), berhubungan dengan
               keandalan, kemampuan memprediksi  dan penilaian
               individu jitu dalam menangani  situasi; (4) Loyalitas
               (loyality), keinginan untuk melindungi dan menyelamatkan
               orang lain; dan (5) Keterbukaan (openness) (Robbins & Judge,
               2007). Keterbukaan, menurut DeVito (2001), mengacu pada
               tiga aspek keterbukaan dalam  komunikasi interpersonal,
               yang meliputi: (a) kesediaan terhadap pengungkapan diri
               asalkan pengungkapan tersebut memadai;  (2)  kesediaan
               untuk beraksi jujur terhadap pesan-pesan orang lain; dan
               (3) memiliki perasaan-perasaan dan pikiran-pikiran yang
               jernih.


               C. Modal Kepercayaan
                    Untuk mendirikan dan menjalankan usaha, diperlukan
               sejumlah  modal.  Ada  dua modal  usaha utama (Kasmir,
               2011), yakni modal  dalam bentuk  sejumlah  uang (modal
               kapital) dan  modal  keahlian. Modal  uang diperlukan
               untuk membiayai  segala  keperluan usaha,  mulai  dari
   174   175   176   177   178   179   180   181   182   183   184