Page 3 - Panduan_Renungan_X_XI_XII Mengatasi Kebiasaan Buruk
P. 3
PANDUAN RENUNGAN ZOOM WALIKELAS X_XI_XII HARI SELASA
Tanggal : 10 Agustus 2021
Tema : Mengatasi Kebiasaan Buruk
Bacaan Alkitab : 2 Korintus 11:3
Tujuan : Siswa memahami pentingnya memulai kebiasaan baik untuk menghilangkan kebiasaan lama
yang berdosa
2 Korintus 11:3 (LAI – TB)
18. Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus, sama
seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya.
HOOK
Kitab “Seni Berperang” telah menjadi kitab pedoman strategi militer berabad-abad lamanya. Kitab ini ditulis oleh seorang
jenderal Tiongkok bernama Sun Tzu, di abad ke-6 SM. Bahkan kitab ini dipakai juga oleh orang-orang dari berbagai bidang
lain, seperti kepemimpinan, manajemen, bisnis, politik, dan olah raga. Salah satu hal yang ditulis adalah: Semua
peperangan didasari tipu muslihat. Oleh karena itu, pada saat kita mampu menyerang, kita harus terkesan tidak mampu;
pada saat menggerakkan pasukan kita, kita harus tampak diam; pada saat kita dekat, kita harus membuat musuh percaya
bahwa kita masih jauh; pada saat kita jauh, kita harus membuat musuh percaya bahwa kita sudah dekat. Apa yang ditulis
oleh Sun Tzu mengenai peperangan militer ini dapat membantu para pengikut Kristus untuk mengerti berbagai taktik yang
diterapkan oleh musuh rohani kita, yaitu si iblis.
BOOK
Hari ini kita melihat sumber kebiasaan buruk yang kedua, selain karena keinginan dosa yang muncul dari dalam diri kita,
ternyata ada yang berasal dari luar diri kita dan membuat kita tergoda untuk melakukannya, Musuh dari luar diri kita
adalah si iblis. Apa yang ditulis Sun Tzu tentang strategi tipu menipu untuk memenangkan pertempuran, telah dilakukan
iblis sejak Allah menciptakan manusia. Hasilnya, dosa paling pertama merupakan hasil tipu muslihat iblis. Kita tahu, bahwa
Adam dan Hawa diciptakan segambar dan serupa dengan Allah dan salah satu keserupaan tersebut adalah memiliki
kehendak bebas untuk memilih menaati Allah atau untuk melawan Allah. Adam dan Hawa saat itu dalam keadaan tidak
berdosa dan memiliki kemampuan untuk tidak berdosa. Dan untuk mewujudkan kehendak bebas, maka
1. sebagai Allah yang adil, Ia memberikan dua pilihan kepada manusia. Yang pertama Allah menyediakan semua
buah pohon di taman Eden untuk dimakan, dan kedua Allah menciptakan “pohon pengetahuan tentang yang baik
dan yang jahat” yang menyebabkan kematian bagi yang memakan buahnya. Dan Allah memberi kebebasan pada
Adam dan Hawa untuk memilih. Namun,
2. sebagai Bapak yang mengasihi Adam dan Hawa, Ia memberi perintah kepada Adam dan Hawa, agar tidak
memakan buah pohon yang mendatangkan kematian itu. Allah sungguh menginginkan Adam dan Hawa tetap
hidup dalam relasi yang indah dengan Allah.
Pada awalnya, Adam dan Hawa menikmati relasi dengan Allah yang sangat mengasihi mereka, dan mereka tidak tertarik
dengan buah yang dilarang Tuhan, karena mereka sudah memiliki hikmat Tuhan untuk membedakan apa itu baik dan
jahat. Mereka sudah tahu, bahwa melakukan segala sesuatu sesuai Firman Tuhan adalah baik dan melakukan segala
sesuatu yang melawan Allah adalah jahat. Jadi, Adam dan Hawa mempunyai pemahaman tentang baik dan jahat sesuai
standar Allah. Semua berjalan baik, sampai si iblis datang dengan tipuannya yang licik dan berbahaya.
Iblis adalah musuh yang sangat berbahaya. Buktinya, Adam dan Hawa yang telah setia kepada standar Allah, akhirnya
tergoda untuk hidup dengan standar mereka sendiri dan mengabaikan standar Allah. Mereka yang awalnya mempercayai
bahwa Allah itu baik, akhirnya menjadi tidak percaya bahwa Allah itu baik, karena Allah melarang mereka memakan buah
yang istimewa itu. Mereka yang awalnya ingin hidup di bawah pemerintahan Allah, akhirnya ingin menjadi sama dengan
Allah dalam hal hikmat. Jika Adam dan Hawa yang saat itu naturnya belum berdosa dan punya kemampuan untuk tidak
berdosa, akhirnya tertipu dan jatuh dalam dosa, maka kita harus lebih berhati-hati, karena saat ini kita punya dua musuh,
pertama keinginan dari diri kita yang berdosa, dan kedua godaan iblis yang semakin berbahaya. Oleh sebab itu, kita benar-
benar membutuhkan pertolongan Tuhan.