Page 130 - D:\TAHUN AJARAN 2021 - 2022\software\bulan tereliye\
P. 130
lapang di sana,” aku akhirnya bersuara, mengambil keputus-
an.
Ily mengangguk. ”Baik.” Dia kembali ke belakang
rombongan, memastikan Ali tidak semakin jauh tertinggal.
Kami masih mendaki setengah jam kemudian. Aku
hampir mengeluh, kenapa bukit ini tidak ada ujungnya.
Setidaknya jika kami sampai di puncak, mungkin kami bisa
melihat ke bawah, menandai posisi. Kecepatan kami
berkurang separuhnya. Harimau salju ini belum lelah, tapi
mereka kesulitan melewati perdu.
Dan masalah kami bertambah. Langit terlihat gelap.
Awan hitam bergumpal-gumpal mulai menutup bintang
gemintang dan bulan sabit. Angin bertiup kencang,
membawa udara dingin, menerpa wajah. Aku mendongak.
Ini akan semakin sulit jika akhirnya hujan turun. Pakaian
hitam-hitam buatan Ilo bisa mengatasi angin dan hujan,
tapi harimau salju yang kami naiki mungkin tidak.
Seli sejak tadi berkali-kali menoleh. Dia hendak bertanya
apakah kami jadi berhenti. Aku menggeleng, terus meng-
hela harimau salju. Serangga besar yang terbang di atas
kepala kami semakin ramai. Mereka sepertinya tertarik
dengan cahaya dari sarung tangan Seli.
Setengah jam lagi berlalu. Saat gerimis pertama turun
menimpa wajah kami, akhirnya kami tiba di ujung pen-
dakian. Dan sungguh mengejutkan, sejak tadi aku sudah
bersiap dengan kabar buruk, hanya menemukan perdu-
perdu di lembah bawah sana. Ternyata bukan. Lihatlah! Di
130
Isi-Bulan-2b.indd 130 2/10/2015 4:12:22 PM