Page 327 - D:\TAHUN AJARAN 2021 - 2022\software\bulan tereliye\
P. 327

ini, tidak lewat atas atau menembus dindingnya, tapi lewat

               bawah, lewat lorong yang dibuat tikus.
                  Itu dia jalan keluarnya.
                  Aku  segera  bangkit  berdiri,  bergegas  membangunkan
               yang lain.
                  ”Ily, bangun! Ali, Seli, bangun!” aku berseru tidak sabar-

               an.
                  Ily  segera  bangun,  refleksnya  bekerja  baik.  Ali  justru
               bergelung, menepis tanganku yang menggoyang-goyangkan
               bahunya. Seli menyipitkan mata, setengah terjaga.
                  ”Ada apa, Ra?” tanya Ily.

                  ”Aku  tahu  cara  melewati  dinding  ini,  Ily,”  aku  berseru
               riang.
                  Demi mendengar kalimatku, mata Seli membuka.
                  ”Kamu menemukan celahnya?”
                  Aku menggeleng. Tidak ada celah itu, tapi ada jalan lain.

                  Ali  akhirnya  bangun.  Dia  mengomel,  tapi  seperti  yang
               lain, segera berkemas. Kami tidak bisa menunda waktu lagi.
               Toh sekarang sudah hampir pukul lima pagi, waktu biasa-
               nya  kami  melanjutkan  perjalanan.  Ily  memadamkan  api
               unggun,  memastikan  apinya  benar-benar  padam—karena

               berbahaya  sekali  jika  api  itu  menyambar  rumput  padang
               sabana. Empat harimau kami menggerung, sudah terbangun
               sejak seruan pertamaku.
                  Kami menaiki pelana harimau. Aku memimpin di depan,
               menggebah  harimau  kembali  ke  padang  sabana,  mundur

               beberapa kilometer.

                                          327




       Isi-Bulan-2b.indd   327                                       2/10/2015   4:12:26 PM
   322   323   324   325   326   327   328   329   330   331   332