Page 329 - D:\TAHUN AJARAN 2021 - 2022\software\bulan tereliye\
P. 329
terangkat ke udara, terbang ke atas tanah yang sedang ku-
lubangi. Seli menggerakkan tangannya, batu besar meng-
hantam tanah, melesak. Kami butuh dua-tiga kali lagi,
hingga akhirnya tanah itu runtuh. Lubang besar menganga,
dan persis di bawah lubang itu terlihatlah lorong besar
yang kulihat sebelumnya.
”Ini apa?” Seli bertanya. Tangannya teracung ke depan.
Sarung tangannya bercahaya terang, menyinari lorong yang
diameternya lebih dari tiga meter, setinggi atap rumah. Le-
bih dari cukup untuk harimau kami berlari di dalamnya.
”Ini jalan kita untuk melewati dinding batu,” aku men-
jawab. ”Jika kita tidak bisa lewat atas, kita bisa lewat bawah-
nya.”
”Keren, Ra.” Ali mendekat. ”Aku awalnya mengira kamu
sedikit terganggu tadi, maaf. Tapi ini keren sekali. Lorong-
lorong bawah tanah. Bagaimana kamu mengetahuinya?”
Aku sebenarnya hendak menjawab dengan baik, menjelas-
kan aku bisa merasakan getaran hewan yang berlarian di
bawah tanah lewat telapak tanganku yang terbungkus
Sarung Tangan Bulan. Tapi karena Ali menyebutku ”sedikit
terganggu”, aku jadi batal menjawabnya.
”Apakah lorong ini ada penghuninya, Ra?” Ily bertanya.
Aku mengangguk. ”Tikus tanah. Merekalah yang mem-
buat lorong-lorong ini.”
”Seberapa besar tikusnya?” Suara Seli terdengar cemas.
Kalau lorongnya saja sebesar ini, bagaimana dengan peng-
huninya?
329
Isi-Bulan-2b.indd 329 2/10/2015 4:12:26 PM

