Page 30 - Buku Ajar Basa Jawa
P. 30
alam kebudayaan Jawa ada semboyan Ajining dhiri saka
Dlathi. Kata “lathi” termasuk dalam kata bahasa Jawa Krama
inggil, dalam bahasa Jawa Ngoko ilat berati lidah. Artinya,
kepribadian seseorang bisa diketahui berdasarkan tutur katanya.
Kalau yang dituturkan sopan, sesuai norma dan bisa menghargai
orang lain, berarti memiliki kepribadian yang sopan.
Berbeda dengan orang yang bertutur kata seenaknya, tanpa
memperhatikan situasi dan kondisi, orang tersebut, memiliki
kepribadian kurang sopan. Semboyan tersebut, dalam bahasa
Indonesia yakni “Mulutmu, Harimaumu”. Artinya, apapun yang
dituturkan harus diperhatikan agar tidak mencelakai diri sendiri.
Oleh karena itu, dalam bab ini akan diuraikan pentingnya
unggah-ungguh berbahasa dalam masyarakat Jawa.
1. Pengertian
Unggah-ungguh basa yaitu aturan berbahasa menurut
kedudukannya (Harjawiyana, 2009: 13). Artinya, orang bisa
menerapkan unggah-ungguh basa ketika berbicara dengan
orang lain. Dalam berbicara tidak seenaknya, tetapi harus
diperhatikan, ditata, difikir supaya menenangkan hati orang
yang diajak bicara.
Kedudukan ketika bertutur kata tersebut, dibagi
menjadi tujuh, yaitu:
a. Usia. Contohnya: anak kecil menghormati orang tua. Buku ini tidak diperjualbelikan.
b. Kekerabatan. Contoh: saudara muda menghormati
saudara tua.
c. Pangkat. Contoh: murid menghormati guru, pegawai
menghormati pimpinan.
Belajar Bahasa Daerah | 23