Page 16 - E-MODUL ALAT OPTIK
P. 16
C. Daya Akomodasi Mata
Daya akomodasi mata, atau daya suai, merujuk pada
kemampuan lensa mata untuk menyesuaikan kecembungan,
menebal, atau memipih. Proses ini disebut daya akomodasi, di mana
lensa mata menyesuaikan diri tergantung pada jarak benda yang
diamati. Otot-otot siliar berperan dalam mengubah kecembungan
lensa mata; mereka menegang saat melihat benda dekat, membuat
lensa lebih cembung, dan mengendur saat melihat benda jauh,
membuat lensa lebih pipih. Ini memungkinkan sinar dan objek, baik
yang dekat maupun jauh, difokuskan untuk menciptakan citra yang
tajam pada retina, yang disebut pemfokusan. Pentingnya peran otot
siliar ini adalah untuk memastikan bahwa bayangan selalu jatuh di
retina, meskipun jarak antara lensa mata dan retina tetap.
Kemampuan lensa mata memiliki batas-batas tertentu, di mana
jarak terdekat mata normal adalah 25 cm. Untuk mata normal
(emetropi), titik dekatnya berada dalam kisaran 10 cm hingga 20 cm
untuk anak-anak, dan 20 cm hingga 30 cm untuk dewasa. Titik dekat
ini dikenal sebagai Punctum Proximum (PP) atau jarak baca normal.
Sementara itu, jarak terjauh yang masih dapat dilihat oleh mata
normal disebut Punctum Remotum (PR), yang berada pada titik tak
terhingga. Ketika seseorang memiliki jarak penglihatan di luar batas
mata normal, itu dianggap sebagai cacat mata. Penyebab cacat
mata dapat melibatkan berkurangnya daya akomodasi mata dan
kelainan bentuk bola mata. Beberapa jenis cacat mata termasuk
miopi (rabun jauh), hipermetropi (rabun dekat), presbiopi (rabun
tua), dan astigmatis.
D. Cacat Mata
Ketika daya akomodasi mata seseorang berkurang, ini dapat
mengakibatkan penurunan kemampuan mata untuk melihat benda
dengan jelas pada jarak tertentu. Beberapa jenis cacat mata yang
disebabkan oleh berkurangnya daya akomodasi meliputi rabun jauh,
rabun dekat, dan rabun dekat-jauh. Selain ketiga jenis ini, ada juga
jenis cacat mata lain yang dikenal sebagai astigmatisma. Berikut
penjelasannya:
10
E-MODUL FISIKA BERBASIS SAINTIFIK