Page 92 - EMODUL BINDO KELAS 12
P. 92

D.   Keesokkan harinya aku pergi ke kantin dan kebetulan ada ibu penjaga tersebut.
                     “Bu, saya mau mengembaliin uang yang kemarin saya ambil. Karena ibu saya sakit

                     dan tak punya uang, maafkan saya ya bu?” kataku sambil merasa bersalah.
                     “Yasudah, Ibu maafkan, oh soal itu? Begini..Ibu punya pekerjaan buat kamu?”jawab
                     ibu itu. “Apa buk” kataku dengan gembira. “Ibu punya usaha rumahan, kamu bantu

                     ibuk..nanti ibuk kasih upah?” jawabnya. “Saya bisa kapan saja buk? Terima kasih.

                  E.   Setelah semuanya dibagikan, Bu Ria berjalan ke tengah kelas. “Kalian tahu? Ibu

                     tahu bahwa dua hari yang lalu, kalian semua menyontek,” Terdengar jeritan
                     tertahan dari penjuru kelas.
                  “Kecuali empat orang. Fira, Annie, Ressa, dan... Andi. Ibu tau semuanya. Bagi ibu, empat

                     orang ini sangat baik karena mereka jujur, tidak mencontek. Dan untuk Andi,” Ucap
                     Bu Ria. “Kamu satu-satunya anak lelaki yang jujur. Terimakasih atas kejujuran

                     kamu. Kalian juga, terimakasih Fira, Ressa, Annie.”

                  Tema cerpen: Kepedulian
                  31. Pengembangan cerita dengan sudut pandang orang ketiga yang sesuai dengan tema

                     di
                  atas adalah ...
                  A.   Suatu hari, seorang pemuda bernama Billy baru saja keluar dari kelasnya dan

                     sedang berjalan menuju perjalanan pulang kerumah. Ketika mendekati gerbang
                     sekolah, ia melihat siswa lain dengan begitu banyak barang bawaan tidak sengaja
                     menjatuhkan barang-barang bawaannya. Refleks Billy langsung memunguti tanpa

                     peduli barang yangn dia bawa pun sudah banyak.


                  B.   “Aku tidak akan membiarkan kalian terus menebang pepohonan di hutan ini.
                     Apakah kalian tidak mengetahui bahwa banyak sekali makhluk hidup yang sangat
                     bergantung dengan mereka. Apakah kau juga tidak mengetahui akibat yang akan

                     terjadi jika semua pohon di sini habis kau tebangi,” teriak kakek itu.
   87   88   89   90   91   92   93   94   95   96   97