Page 97 - EMODUL BINDO KELAS 12
P. 97

“Ayah dan Ibu dulu bekerja sebagai pedagang sayur di pasar .



                    D^ebuahHuSihBikiiBerSiiini^eoiingiiuBiiuBijB^iiihiikinjibangBayinyii

                    ^isa^aya^elihat^ayi^aya?"^inta^bu^ang^aru^elahirkan^tujenuh^ona
                    kebahagiaan di wajahnya. Namun, ketika gendongan berpindah tangan dan ia

                    membuka selimut yang membungkus wajah bayi lelaki mungil itu, si ibu terlihat
                    menahan napasnya.


                    Beberapa waktu kemudian, ia pun menikah dan bekerja sebagai seorang diplomat. Ia

                    lantas menemui ayahnya, "Yah, aku harus mengetahui siapa yang telah bersedia
                    mengorbankan ini semua padaku. Ia telah berbuat sesuatu yang besar, namun aku

                    sama sekali belum membalas kebaikannya."

                Perhatikan cerpen realitas sosial berikut!

                Tema cerpen : Penyesalan


             38. Pengembangan cerpen yang sesuai dengan tema di atas adalah ...
                 A. Saat itu aku masih berumur 8 tahun. Aku dan seluruh keluargaku pergi untuk

                    mengunjungi kakek dan nenek menggunakan mobil. Aku masih ingat saat itu hari
                    sangat mendung. Angin berhembus kencang hingga membuat daun-daun
                    berguguran. “Yah, apakah sebentar lagi akan hujan?” tanyaku padaku ayahku yang
                    sedang menyetir.


                 B.  Tidak lama setelah itu kakek berbalik dan tersenyum ke arahku. “Kau sudah lama

                    ci?” tanya kakek. Kakek memang memanggilku dengan panggilan cici karena ia
                    bilang itu panggilan sayang yang cocok untuk anak manis tapi nakal sepertiku.
                    “Tidak juga, tapi cici lelah menunggu kakek selesai berdoa.” Kataku dengan nada

                    kesal yang dibuat-buat.
   92   93   94   95   96   97   98   99   100   101   102