Page 9 - e-modul bab 9 PAI
P. 9
dua transaksi dalam satu akad yaitu wakalah dan murabahah.
Dengan transaksi yang demikian, bisa saja nasabah melakukan
penyelewengan terhadap dana yang diberikan oleh Bank Syariah.
Dalam praktik, masih ada Bank Syariah yang hanya mau memberikan
pembiayaan pada usaha yang sudah berjalan selama kurun waktu
tertentu, artinya bank memilih calon nasabah (mudharib).
Pembagian return pembiayaan tidak berdasarkan pada sistem bagi
hasil dan rugi (profit and loss sharing) tetapi menggunakan sistem
bagi pendapatan (revenue sharing). Sistem ini dipilih karena Bank
Syariah belum sepenuhnya berani berbagi resiko secara penuh. Jika
keadaannya seperti ini maka dapat dikatakan bahwa kegiatan bank
syariah belum secara sempurna mengacu pada tujuan Ekonomi Islam
(Hidayat, t.t).
c. Hukum Bunga Bank: Riba atau bukan?
Melihat fungsi dan peranannya yang bermanfaat bagi manusia
dan masyarakat dalam perekonomian modern sekarang, keberadaan
bank dapat dibenarkan dalam ajaran Islam. Permasalahannya adalah,
apakah bunga bank yang dipungut oleh bank dan bunga yang
diberikan kepada nasabah termasuk riba atau bukan. Jawaban
terhadap pertanyaan ini sangat erat hubungannya dengan
pemahaman seseorang atau sekelompok orang tentang riba sebagai
hasil ijtihad mereka. Oleh karena itu para ulama sampai saat ini
belum berkonsensus secara bulat. Berikut pendapat para ulama yang
berbeda-beda tersebut.
1) Abu Zahra, Guru Besar Hukum Islam dari Universitas Kairo
Mesir, mengatakan bahwa bunga (rente) adalah sama dengan
riba nasi’ah yang dilarang dalam Islam. Akan tetapi karena
sistem perekonomian sekarang dan peranan bank dan bunga
tidak dapat dihapuskan, maka umat Islam dapat melakukan
transaksi melalui bank berdasarkan keadaan darurat.
2) Menurut Mustafa Ahmad Az Zaqra, Guru Besar Hukum Islam
dan hukum Perdata, bunga dalam hutang piutang yang bersifat
konsumtif adalah riba, sedangkan bunga dalam hutang piutang
yang bersifat produktif tidak sama dengan riba nasi’ah.
3) A. Hasan, ahli tafsir dan tokoh Islam Persatuan Islam (PERSIS),
berpendapat bahwa bunga bank bukanlah riba yang
diharamkan karena tidak bersifat berlipat ganda, sebagaimana
disebut dalam Q.S. Ali Imron 130.
4) Hasil muktamar Muhammadiyah tahun 1968 di Sidoarjo
menyatakan bahwa bunga yang diberikan oleh bank milik
8