Page 215 - MODUL BIOMEDIK III
P. 215
menjadi lebih rendah. Proses difusi berlanjut hingga PO₂ dalam darah
kapiler paru meningkat dan menyamai PO₂ dalam alveoli, yaitu 105
mmHg.
Namun, ketika darah meninggalkan kapiler paru dan mengalir ke
vena pulmonalis, PO₂ dalam darah ini sedikit lebih rendah, sekitar 100
mmHg. Penurunan ini terjadi karena darah bercampur dengan sedikit
volume darah yang melewati bagian-bagian sistem pernapasan di mana
pertukaran gas tidak terjadi.
Saat O₂ berdifusi dari alveoli ke dalam darah, karbon dioksida (CO₂)
bergerak dengan arah yang berlawanan. Pada darah terdeoksigenasi,
tekanan parsial CO₂ (PCO₂) adalah 45 mmHg pada orang yang istirahat,
sementara PCO₂ dalam alveoli adalah 40 mmHg. Perbedaan tekanan ini
membuat CO₂ berdifusi dari darah ke alveoli hingga PCO₂ dalam darah
turun menjadi 40 mmHg, yang sama dengan PCO₂ dalam alveoli. Proses
pernapasan mempertahankan PCO₂ dalam alveoli pada 40 mmHg,
sehingga darah yang kaya oksigen kembali ke sisi kiri jantung melalui
vena pulmonalis dengan PCO₂ yang stabil di 40 mmHg.
Jumlah kapiler di dekat alveoli sangat banyak, dan darah mengalir
cukup lambat dalam kapiler ini sehingga dapat menyerap oksigen (O₂)
sebanyak mungkin. Meski demikian, PO₂ darah di vena pulmonalis
biasanya tetap mencapai sekitar 100 mmHg. Namun, pada penyakit yang
memperlambat laju difusi gas, darah mungkin tidak mencapai
keseimbangan penuh dengan udara alveolar, terutama saat berolahraga,
sehingga PO₂ menurun dan PCO₂ meningkat dalam darah arteri sistemik.
Setelah itu, ventrikel kiri memompa darah beroksigen ke aorta dan
arteri sistemik menuju kapiler sistemik. Proses pertukaran O₂ dan CO₂
204