Page 216 - MODUL BIOMEDIK III
P. 216

antara kapiler sistemik dan sel jaringan disebut respirasi internal atau

                    pertukaran  gas  sistemik.  Ketika  O₂  keluar  dari  aliran  darah,  darah

                    beroksigen berubah  menjadi  darah  terdeoksigenasi.  Berbeda  dengan

                    respirasi eksternal yang hanya terjadi di paru, respirasi internal terjadi di


                    seluruh jaringan tubuh.

                           PO₂ dalam darah yang mengalir ke kapiler sistemik lebih tinggi (100

                    mmHg)  daripada  PO₂  dalam  sel  jaringan  (40  mmHg  saat  istirahat),

                    karena sel-sel terus menggunakan O₂ untuk menghasilkan ATP. Karena

                    perbedaan tekanan ini, oksigen berdifusi keluar dari kapiler ke sel-sel

                    jaringan, sehingga PO₂ dalam darah turun menjadi 40 mmHg saat darah

                    keluar dari kapiler sistemik.


                           Sementara  O₂  berdifusi  dari  kapiler  sistemik  ke  dalam  sel-sel

                    jaringan, CO₂ bergerak ke arah yang berlawanan. Karena sel-sel jaringan

                    terus menghasilkan CO₂, tekanan parsial CO₂ (PCO₂) dalam sel (45 mmHg

                    saat istirahat) lebih tinggi daripada dalam darah kapiler sistemik (40

                    mmHg).  Akibatnya,  CO₂  berdifusi  dari  sel-sel  jaringan  melalui  cairan

                    interstisial ke kapiler sistemik hingga PCO₂ dalam darah naik menjadi 45

                    mmHg.  Darah  terdeoksigenasi  kemudian  kembali  ke  jantung  dan


                    dipompa ke paru untuk menjalani siklus respirasi eksternal berikutnya.



















                                                                                                        205
   211   212   213   214   215   216   217   218   219   220   221