Page 302 - MODUL BIOMEDIK III
P. 302

Masa hidup eritrosit adalah sekitar 120 hari. Proses perkembangan

                    sel darah merah dari sel pluripoten berlangsung selama tujuh hari, dan

                    proses ini disebut dengan eritropoiesis. Sel imatur dilepaskan ke aliran

                    darah sebagai retikulosit dan kemudian mengalami maturasi menjadi


                    eritrosit selama 1-2 hari di dalam sirkulasi. Pada saat itulah eritrosit yang

                    awalnya memiliki inti menjadi kehilangan intinya. Tanpa inti dan organel

                    lainnya,  eritrosit  tidak  bisa  mensintesis  komponen  baru  untuk

                    menggantikan  yang  rusak.  Seiring  waktu,  membran  plasma  menjadi

                    semakin rapuh, sehingga sel lebih rentan pecah, terutama saat melewati

                    saluran sempit di limpa. Eritrsit yang pecah dikeluarkan dari sirkulasi dan

                    dihancurkan oleh makrofag fagosit tetap di limpa dan hati. Produk hasil


                    pemecahan  ini  didaur  ulang  dan  digunakan  dalam  berbagai  proses

                    metabolik, termasuk pembentukan sel darah merah baru.



                    Golongan Darah

                         Golongan  darah  adalah  cara  untuk  mengklasifikasikan  darah

                    berdasarkan  keberadaan  antigen  tertentu  pada  permukaan  sel  darah

                    merah dan antibodi dalam plasma darah. Antigen dan antibodi adalah


                    molekul protein yang berperan penting dalam sistem kekebalan tubuh.

                    Antigen yang ditemukan di permukaan sel darah merah bisa memicu

                    respons imun jika darah tersebut bertemu dengan darah yang memiliki

                    antigen berbeda. Ada dua sistem utama penggolongan darah yang sering

                    digunakan: sistem ABO dan sistem Rh.


                    1.  Sistem ABO

                              Sistem penggolongan darah ABO adalah sistem penggolongan

                        darah manusia berdasarkan keberadaan antigen pada permukaan



                                                                                                        291
   297   298   299   300   301   302   303   304   305   306   307