Page 423 - MODUL BIOMEDIK III
P. 423

dapat menyebabkan apoptosis sel yang ada pada duktus Müllerian. Akibatnya, sel-

                    sel  di  duktus  tersebut  tidak  terlibat  dalam  proses  perkembangan  sistem  organ
                    reproduksi pria.

                        Dengan distimulasi oleh hormon Human Chorionic Gonadotropin (hCG), sel

                    primitif  interstisial  di  dalam  testis  mulai  mensekresi  testosteron  pada  minggu  ke
                    delapan. Testosteron  selanjutnya  menstimulasi perkembangan  duktus  mesonefrik

                    menjadi  epididimis,  vas  deferens,  duktus  ejakulatorius,  dan  vesikula  seminalis.

                    Sedangkan prostat dan kelenjar bulbuouretra berkembang dari lapisan endodermis.
                        Sedangkan  sel  embrio  wanita  memiliki  dua  kromosom  X  dan  tidak  memiliki

                    kromosom Y. Oleh karena itu tentu saja gen SRY tidak ada pada kelamin ini. Sehingga


                    gonadal  ridges berkembang  menjadi  ovarium.  Dan  karena  MIS  tidak  diproduksi,
                    duktus paramesonefrik menjadi berkembang dengan baik Di ujung distal duktus ini
                    menyatu membentuk  rahim  dan  vagina. Sedangkan  bagian  proksimal  yang  tidak

                    menyatu menjadi tuba fallopi. Selanjutnya, duktus mesonefrik mengalami degenerasi

                    tanpa  membentuk  struktur  fungsional  apapun  dalam  sistem  reproduksi  wanita

                    karena tidak ada testosteron.

































                     Gambar 16.3 Perkembangan Alat Kelamin Luar pada Pria (Kiri) dan Wanita (Kanan)
                                                (Derrickson & Tortora, 2022)



                                                                                                        412
   418   419   420   421   422   423   424   425   426   427   428