Page 455 - MODUL BIOMEDIK III
P. 455
prostaglandin juga tidak diproduk. Akibatnya arteri di harim menyempit,
sehingga sel-sel yang mereka suplai menjadi kekurangan oksigen dan mulai
mati. Akhirnya seluruh bagian atas lapisan endometrium terlepas. Sementara
aktivitas hipofisis anterior tetap berlanjut dalam menyekresikan FSH dan LH,
dan menginisasi siklus selanjutnya. Apabila dalam keadaan hamil, kondisi ini
akan menghambat hipofisis anterior untuk melepaskan FSH dan LH. Sehingga
aktivitas maturasi sel ovum dan ovulasi dapat terhambat.
b. Fase Pra-ovulasi
Fase pra-ovulasi adalah fase di antara akhir menstruasi dan ovulasi. Fase
ini lebih bervariasi rentangnya pada masing-masing wanita. Rata-rata fase ini
terjadi pada hari ke 6 – 13.
Pada tahap ini, folikel sekunder di ovarium mulai mensekresi estrogen dan
inhibin. Estrogen dan inhibin yang disekresikan oleh folikel sekunder
mengurangi sekresi FSH, yang menyebabkan folikel lain yang kurang
berkembang berhenti tumbuh dan mengalami atresia. Folikel sekunder yang
dominan ini selanjutnya mengalami pematangan menjadi folikel matur (folikel
de Graaf). Selama masa akhir pematangan, folikel ini terus meningkatkan
sekresi hormon ekstrogen. Pematangan folikel distimulasi oleh FSH.
Estrogen yang dikeluarkan menstimulasi proliferasi lapisan fungsional
endometrium dalam menyiapkan tempat menerima ovum jika terjadi
fertilisasi. Endometrium yang menebal menjadi kaya akan pembuluh darah
dan kelenjar penyekresi mukus. Dalam konteks siklus uterus, fase pra-ovulasi
juga disebut fase proliferatif karena endometrium sedang mengalami
proliferasi.
c. Fase Ovulasi
Ovulasi merupakan tahapan di mana folikel de Graaf menjadi matang dan
melepaskan oosit sekunder ke tuba fallopi. Biasanya terjadi pada hari ke 14.
Selama ovulasi, oosit sekunder tetap dikelilingi oleh zona pellucida dan corona
444