Page 300 - Gabungan
P. 300
bahak. "Ayah menikahi ibumu melalui perjodohan; dengan Bibi Lanni
melalui perantara Pak Budiman. Ayah setuju karena melihat Bibi
Lanni baik hati dan menyayangi kalian."
Bai Wenhao menggaruk-garuk kepala, perlahan berjalan ke
jendela, memandang ke luar tanpa bicara.
"Anakku! Ayah juga tidak bisa mengajarkan apa-apa. Ayah ingat
kakakmu Wenying pernah bilang sesuatu yang modern: 'Panah dewa
asmara tidak bisa ditahan.' Apa ada cara lain? Tidak, kau harus
menemuinya sendiri. Tapi bersiaplah, mungkin dia sudah punya
pacar!..."
Bai Wenhao menoleh, matanya menatap langsung ke ayahnya.
"Pengalaman hidup Ayah cuma satu: 'bersikap tulus pada orang'.
Jika kau tulus padanya, selama dia masih sendiri, selalu ada harapan.
Sekarang istirahatlah! Dua hari ini kau sudah cukup lelah!"
Keesokan sore, Bai Wenhao menunggu dengan motornya di
bawah lukisan iklan sabun mandi. Dia melihat Maria keluar dari salon,
menyeberang jalan mendekat. Dengan suara rendah dia berkata:
"Nona Maria! Bolehkah aku mengantarmu pulang? Aku sungguh-
sungguh..."
"Rumah bibiku dekat, belok saja di depan."
"Kau tinggal dengan bibimu?"
"Iya," kata Maria sedih. "Sejak kecil orangtuaku bercerai. Ayahku
300

