Page 633 - Gabungan
P. 633

"Dari  sudut  pandang  buruh,  wajar  jika  menuntut  kenaikan  gaji


            sesuai  kebutuhan.  Pihak  pabrik  akan  mempertimbangkannya


            berdasarkan kondisi dan contoh dari pabrik lain. Mogok adalah cara


            memaksakan  kehendak,  melanggar  'Pancasila',  dan  tidak  sesuai


            dengan tradisi bangsa kita. Saya ingatkan 3.000 lebih buruh 'Karlina':


            pabrik ini adalah kerja sama modal dalam negeri dan Jepang, sangat


            diawasi  dunia.  Baru  sehari  mogok,  media  internasional  sudah


            memberitakannya. Saya harap kita semua mengutamakan reputasi


            bangsa. Sudah saya katakan berkali-kali: 'Kembali kerja dulu, baru


            berunding!'  Hubungan  buruh-majikan  setara.  Kami  tidak  akan


            berunding di bawah tekanan. 'Karlina' sudah berdiri hampir 20 tahun,


            selalu bisa berunding, mengapa tahun ini tidak? Saya usulkan kedua


            pihak  memilih  perwakilan,  duduk  bersama  tanpa  intervensi  luar.

            Sekarang  pasar  tekstil  lesu,  gudang  penuh,  beberapa  hari  tidak


            produksi tidak masalah. Tapi kita harus bekerja sama. Kita satu kapal,


            harus saling membantu! Dulu saat untung, kesejahteraan buruh kami


            sangat  baik—ini  fakta  yang  diakui  semua. Tapi  dua  tahun  terakhir


            kami  rugi  besar,  sehingga  kesejahteraan  buruh  berkurang.  Saya


            harap  semua  mengerti  kesulitan  kami.  Mesin  kami  yang  terbaik  di


            Asia Tenggara, skill buruh kami juga unggul. Gaji rata-rata di sini yang


            tertinggi di industri ini. Tapi mengapa kualitas produk tidak konsisten?


            Ambil contoh pesanan 'Tetoron' ke Timur Tengah yang gagal—alasan

                                                           633
   628   629   630   631   632   633   634   635   636   637   638