Page 148 - 37 Masalah Populer
P. 148

Adapun  jawaban  terhadap  hadits  Anas  dan  Abu  Hurairah,  tentang  kalimat,  “Kemudian  ia
               meninggalkannya”. Maksudnya adalah: meninggalkan doa terhadap mereka, yaitu orang-orang
               kafir. Meninggalkan laknat terhadap mereka. Hanya meninggalkan laknat dalam doa saja, bukan
               meninggalkan  doa  Qunut  secara  keseluruhan.  Atau  artinya:  meninggalkan  doa  Qunut  dalam
               semua shalat  selain shalat  Shubuh. Penakwilan  ini  menetapkan sesuatu, karena hadits riwayat
               Anas  menyatakan,  “Rasulullah  Saw  terus  membaca  doa  Qunut  pada  shalat  Shubuh  hingga
               meninggal  dunia”.  Hadits  ini  shahih  dan  jelas,  maka  wajib  mengkombinasikan  antara  kedua
               riwayat  tersebut.  Imam  al-Baihaqi  telah  meriwayatkan  dengan  sanadnya  dari  Imam
               Abdurrahman bin Mahdi, ia berkata, “Yang ditinggalkan hanya laknatnya saja”. Penakwilan ini
               dijelaskan riwayat Abu Hurairah di atas, yaitu kalimat, [مهل ءاعدلا كرت مث]. Kemudian Rasulullah
               Saw meninggalkan doa (laknat) terhadap mereka”  215 .

               Hadits Kedua Menolak Qunut:
                                                                                                 َ
                                                                               َ
                                                                                    َ
                                                                                       ْ ُ
                                     َ
                                                                                           َ
                       ْ
                                                                ْ
                                                                         َ
                                                                                                         َ
                    َ
                      نا َ مثُع َ و  َ رَ مُع َ و  ٍ رْكَب يبأ َ و مَّلَس َ و ِهْيَلَع  َّ اللّ ىَّلَص ِ َّ اللّ لوُس َ ر  َ فلَخ َتْيَّلَص ْدق َكَّنِإ ِةَبأ اَي   يب ِلأ ُتلق َلاق يِعَجْش ْ لأا ٍكِلا َ م يبأ  ْ نَع
                                                         ِ
                                                ُ
                                    ِ
                                                                                                         ِ
                                                                                   ِ
                                       َ
                                                                                            ِ
                                                                                       ْ
                                                                                    َ
                                                       َ
                                                    َ
                                                                 َ
                                                                                                     َ
                                              ٌثَدْحُم يَنُب يأ َلاق َنوُتُنْقَي اوُناَكأ َنيِنِس  ِ س ْ مخ   َ   ْ نِم ا ً وْحَن ِةفوُكلاب اَنُه اَه ٍبِلاَط يبأ نْب يِلَع َ و
                                               َّ
                                                   ْ
                                                                                                    ِ ِ ِ
                                                                                        ِ
               Dari Abu Malik al-Asyja’i, ia berakata, “Saya bertanya kepada Bapak saya, ‘Wahai bapakku,
               sesungguhnya engkau shalat di belakang Rasulullah Saw, Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali bin
               Abi Thalib di sini, di Kufah lebih kurang  lima tahun. Apakah mereka membaca doa Qunut?”.
               Bapaknya menjawab, “Wahai anakku, itu perbuatan yang dibuat-buat”. (HR.  at-Tirmidzi).

               Pendapat Ulama:
                               مهميدقت بجوف رثكأ مهو  ملع ةدايز مهعم تونقلا اوتبثا نيذلا ةياور نأ قراط نب دعس ثيدح نع باوجلاو
               Jawaban terhadap hadits Sa’ad bin Thariq (nama asli Abu Malik al-Asyja’i), bahwa riwayat yang
               menetapkan adanya Qunut, bersama mereka itu ada tambahan pengetahuan, yang  menyatakan
               ada Qunut Shubuh lebih banyak, maka riwayat mereka lebih dikedepankan   216 .

               Hadits Ketiga Menolak Qunut:
                                                                                َ
                                                                         َ
                               .ِهِتا َ وَلَص  ْ نِم ٍءىَش ىِف  -    ملسو هيلع الله ىلص -  ِ َّ اللّ ُلوُس َ ر َتَنق اَم : َلاق ُهْنَع  َّ اللّ ى ِ ض َ ر ٍدوُعْس َ م نْب ِ َّ اللّ ِدْبَع  ْ نَع
                                        ْ
                                                                                     ُ
                                                                                                  ِ
                                                                                        َ
               Dari Abdullah bin Mas’ud, ia berkata, “Rasulullah Saw tidak pernah membaca doa Qunut dalam
               shalat-shalatnya”.

               Pendapat Ulama:
                                                                               َ
                                                                ِ
                                           .ٌكو ُ رْت َ م  َ وُه َ و } { .ىِمْيَحُْسلا  ٍ رباَج ُنْب ُدَّ مَح ُ م ُها َ و َ ر اذ َ َ ك
                                                        ُْ
               Demikian diriwayatkan oleh Muhammad bin Jabir as-Suhaimi, statusnya: Matruk.
                                                                                              217
                ثيدحو يعن هنلاو كورتم فعضلا ديدش وهو ىمحسلا رباج نب دمحم ةياور  نم هنلا ادج فيعض هنأ دوعسم نبا ثيدح نعو
                                                                                          ملعلا ةدايزل مدقف تابثإ سنأ

                       215  Imam an-Nawawi, al-Majmu’ Syarh al-Muhadzdzab, juz.III, hal.505.
                       216  Ibid.
                       217  Imam al-Baihaqi, as-Sunan al-Kubra, juz.II (Haidarabad: Majlis Da’irat al-Ma’arif an-Nizhamiyyah,
               1344H), hal.213.
                                                             148
   143   144   145   146   147   148   149   150   151   152   153