Page 23 - 37 Masalah Populer
P. 23

هجراخو   دجسملا   يف   عيمجلل   ةنسلا   وهو    ،    مويلا   كلذ   راعش tempat tersebut, seperti masjid-masjid lain.
                . سأب   لاف   نآرقلا   ةءارقب   لغتشا   نمو  . ةبطخلا   يهتنت   ىتح Apabila  seseorang  masuk  ke  tempat  itu,
                                               .    قيفوتلا   يلو   اللهو jangan  duduk  hingga  shalat  dua  rakaat.
               Sunnah bagi orang yang datang ke tempat  Penanya:  Meskipun  di  luar  kampung?
               shalat  ‘Ied  atau  Istisqa’  agar  duduk,  tidak  Jawaban:  Meskipun  di  luar  kampung,
               shalat   Tahyatul-masjid,   karena    yang  karena tempat shalat ‘Ied itu adalah masjid,
               demikian  itu  tidak  ada  riwayat  dari  apakah  diberi  pagar  ataupun  tanpa  pagar.
               Rasulullah Saw dan para shahabat menurut  Dalilnya,      Rasulullah    Saw    melarang
               pengetahuan kami, kecuali  jika shalat ‘Ied  perempuan  yang  sedang  haidh  masuk  ke
               dilaksanakan      di     masjid,     maka  tempat  shalat  tersebut.  Ini  menunjukkan
               melaksanakan      shalat   Tahyatul-masjid  bahwa  hukum  tempat  shalat  itu  sama
               berdasarkan  umumnya  sabda  Rasulullah  seperti masjid .
                                                                         37
               Saw, “Apabila salah seorang kamu masuk
               masjid,  maka  janganlah  duduk  hingga  ia
               shalat     dua      rakaat”,     disepakati
               keshahihannya.  Disyariatkan  bagi  orang
               yang  duduk  menunggu  shalat  ‘Ied  agar
               memperbanyak  Tahlil  dan  Takbir,  karena
               itu  adalah  syi’ar  pada  hari  itu,  itu  adalah
               Sunnah  bagi  semua  di  masjid  dan  di  luar
               masjid  hingga  berakhir  khutbah  ‘Ied.
               Orang  yang  sibuk  dengan  membaca  al-
               Qur’an,  boleh.  Wallahu  Waliyyu  at-
               Taufiq .
                      36


               Contoh Kasus Keempat:

                                                    Hukum Poto.
               Syekh Ibnu Baz :                             Syekh Ibnu ‘Utsaimin :
               Poto Sama Dengan Patung/Lukisan.             Poto      Tidak       Sama        Dengan
                                                            Patung/Lukisan.
                 ربخأو   نيروصملا   نعل   ملسو    هيلع   الله    ىلص   لوسرلا  ىلع ةلآ ناسنلإا هيف طلسي يذلا نلآا ثيدحلا ريوصت لا امأ
                 ريوصتلا   معي   اذهو     ,  ةمايقلا   موي   اباذع   سانلا   دشأ   مهنأ  ةقيقحلا يف اذهف ةقرولا يف مسجلا اذه عبطنيف نيعم مسج
                 هدنع   سيلف   قرف   نمو     ,  لظ    هل    يذلا   ريوصتلاو   يسمشلا  لعج  :يأ  روص  ردصم  ريوصتلا  نلأ  ،ًاريوصت  سيل

                                              .    ةقرعتلا   ىلع   ليلد  مل ةللآا هذهب هطقتلا يذلا اذهو ،ةنيعم ةروص ىلع ءيشلا
               Rasulullah  Saw  melaknat  al-Mushawwir   هسفنب  وه  ةنيعملا  ةروصلا  ،ةنيعم  ةروص  ىلع  هلعجي
               (orang    yang     menggambar),      beliau     .كلذ هبشأ امو ،نيتفشلاو فنلأاو نين يعلا ططخي ،ططخي
               memberitahukan  bahwa  mereka  adalah  Adapun gambar moderen zaman sekarang;


                       36  Syekh Ibnu Baz, op. cit., juz.XIII, hal.4.
                         Syekh Ibnu ‘Utsaimin, Liqa’ al-Bab al-Maftuh, juz.VIII, hal.22.
                       37
                                                             23
   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28