Page 24 - e-LKM Multikultural
P. 24
Problema pendidikan multikultural di Indonesia tidaklah sama
dengan problema yang ada di negara lain. Di negara Indonesia
memiliki banyak keunikan seperti keunikan faktor-faktor geografis,
demografi, sejarah dan kemajuan sosial ekonomi yang memicu
timbulnya problema atau permasalahan pendidikan multikultural di
Indonesia. Menurut Hanafy (2015:128-131), problema yang muncul
tersebut antara lain:
Keanekaragaman Budaya Etnik
Keanekaragaman budaya memang modal yang sangat berharga dan
sangat penting untuk menjadikan Indonesia sebagai negara multikultural.
Namun kondisi ini juga berpotensi besar untuk memecah belah
masyarakat dan menjadikannya sebuah konflik serta kecemburuan sosial.
Sebab latar belakang dari konflik yang terjadi di Indonesia sebagian
besar dikarenakan keragaman identitas, agama, suku, etnis dan ras. Agar
konflik tidak terjadi maka perlu adanya manajemen yang dilakukan sejak
dini misalnya melalui pendidikan multikultural, dengan pendidikan
multikultural diharapkan bisa memahami, mengenal, menghayati dan
saling berkomunikasi dengan baik.
Pergeseran Paradigma Kekuasaan: Desentralisasi
Adanya paradigma kekuasaan desentralisasi berdampak besar terhadap
pengakuan budaya lokal dan keragamannya. Budaya tidak bisa diatur
oleh kebijakan pusat, melainkan budaya harus dikembangkan sesuai
dengan konteks budayannya masing-masing. Apabila budaya
bercampur dengan kekuasaan maka akan terjadi hal yang dapat
dimanfaatkan dan digunakan sebagai alasan untuk merebut kekuasaan
termasuk di dalamnya isu kedaerahan.
Konsep "putra daerah" juga dapat menimbulkan faktor permasalahan
secara pribadi (iri, keinginan memperoleh jabatan) antara putra daerah
dan pendatang. dimana putra daerah dianggap memiliki hak untuk
menguasai suatu daerah sedangkan pendatang tidak.
24