Page 146 - JALUR REMPAH
P. 146
132 | Jalur Rempah dan Dinamika Masyarakat Abad X - XVI
“perempuan dari staveren” versi timur. Sebagaimana dari narasi foklor
143
tersebut seorang perempuan tidak hanya berperan dalam aktifitas domestik,
akan tetapi sebagai negosiator dan diplomasi untuk pelabuhan.
Pada waktu itu Gresik juga merupakan pelabuhan utama untuk kain tekstil
dari India, dan rempah-rempah dari Maluku. Eratnya perdagangan Maluku di
pelabuhan Gresik dengan Malaka terlihat jelas. Selain itu perniagaan Gresik
dengan kepulauan rempah-rempah telah mendorong pedagang kepulauan
Banda untuk aktif berniaga di perairan laut di rute selatan. Ketika, orang-orang
Banda memperoleh keuntungan dari perdagangan pala, mereka membeli
perahu-perahu jung di pelabuhan Gresik. 144
Pires mencatat bahwa pedagang Gresik yang mengajak orang-orang
Banda berniaga di bandar Malaka. Dalam kesempatan itu, orang-orang Banda
berlayar ke Malaka ikut kapal jung pedagang Gresik. Perjalanan mereka ke
bandar Malaka memakan waktu sekitar tiga tahun, pelayaran pulang pergi.
Di sana para pedagang Gresik dan Banda tinggal di wilayah Ilir. Pedagang
145
Gresik di pelabuhan Malaka berniaga beras dan rempah-rempah yang
kemudian mereka tukarkan dengan keramik dan sutera dari Cina. Juga
146
mereka bertukar untuk memperoleh kain katun dari Bengala, Gujarat dan
Koromandel. Di pelabuhan Malaka mereka tidak hanya berniaga, akan tetapi
147
di Malaka kapal-kapal bertemu dan menunggu angin baik untuk kembali ke
negeri asalnya. Mereka kembali pada bulan Maret, ketika angin barat bertiup
yang melancarkan perjalanan ke timur. Para pedagang ketika kembali ke
148
pelabuhan Gresik, biasanya pedagang Malaka ikut bersama komoditi mereka
143 Cerita rakyat atau folklor ini adalah sebuah sindiran terhadap sebuah legenda terkenal
Belanda tentang seorang perempuan pedagang kaya sebuah kota terkenal stavoren atau staveren.
Untuk hal ini lihat. Meilink-Roelofsz. Op.cit. Asian Trade…, hlm. 106.
144 Perahu jung itu dipergunakan oleh pedagang Banda untuk keperluan pelayaran jarak jauh.
Pedagang Banda merupakan pelaut dari Indonesia bagian timur pada abad ke-16 yang satu-satunya hilir
mudik dalam perniagaan maritim. Untuk hal ini lihat.Meilink-Roelofsz. Ibid., hlm.110.
145 Untuk hal ini lihat. Pires. Op.cit. Suma Oriental…, hlm. 199.
146 Pedagang-pedagang Cina sejak berdirinya bandar Malaka pada akhir abad ke-15 tidak lagi
singgah ke pelabuhan-pelabuhan di Jawa, akan tetapi mereka menunggu pedagang Jawa dan kepulauan
rempah-rempah hadir di Malaka.
147 Untuk hal ini lihat. Pires. Op.cit. Suma Oriental…., hlm. 230.
148 Pada bulan Oktober kapal-kapal sudah berangkat dari Maluku menuju pusat-pusat
perdagangan di Makassar, Gresik, Demak, Banten, sampai ke Malaka dan kota-kota lain disebelah barat.
Lapian. Op.cit. Pelayaran dan Perniagaan…, hlm. 4.