Page 16 - EKOSISTEM LAHAN BASAH
P. 16
EKOSISTEM LAHAN BASAH E-MODUL
3) Sifat biologi
Gambut dapat memelihara daur hidrologi karena sifat hidrofilik yang kuat
kearah horizontal namun lemah ke arah vertikal. Akibatnya lapisan atas gambut
sering mengalami kekeringan meskipun lahan bawahnya basah sehingga
menyulitkan pasokan air untuk perakaran tumbuhan pada musim kemarau, karena
sifat gambut yang kering tidak kembali bila kekeringan dalam kondisi yang
ekstrim.
Berdasarkan lingkungan tumbuh dan pengendapan, gambut di Indonesia dapat
dibagi menjadi (Lestariningsih et al., 2018):
(1) Gambut Ombrogen
Gambut yang terbentuk pada lingkungan yang hanya dipengaruhi oleh air
hujan.
(2) Gambut Topogen
Gambut yang terbentuk di lingkungan yang
Bagaimana penilaian
mendapat pengayaan air pasang. Dengan saudara terhadap
perlindungan dan
demikian gambut topogen akan lebih kaya
pengelolaan lahan
mineral dan lebih subur dibandingkan dengan gambut.
gambut ombrogen.
5. Perlindungan dan pengelolaan ekosistem gambut di Indonesia
Gambut Indonesia sebagian besar tergolong gambut mesotrofik dan oligotrofik.
Terkhusus gambut yang ada di provinsi Riau adalah gambut yang tergolong pada
gambut Eutrofik (gambut subur) karena berada di sisi Sungai (Ramdhan & Siregar,
2018). Riau merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki lahan gambut
terluas di Indonesia. Yakni 4,8 juta hektar atau sekitar 51 persen dari total luas wilayah
daratannya. Provinsi Riau terdiri dari 10 kabupaten dan 2 kota, yaitu Kuantan Singingi,
Indragiri Hulu, Indragiri Hilir, Pelalawan, Siak, Kampar, Rokan Hulu, Rukan Hilir,
Bengkalis, Kepulauan Meranti, Dumai dan Pekanbaru. Secara umum topografi Provinsi
Riau merupakan daerah daratan rendah dan agak bergelombang ditambah lagi dengan
banyaknya aliran sungai dan rawa di beberapa daerah di Provinsi Riau. Ini lah satu
sebab mengapa di Riau banyak lahan gambutnya.
Gambut merupakan Ekosistem rentan dan telah mengalami kerusakan yang
disebabkan oleh kebakaran hutan sehingga dianggap perlu melakukan upaya upaya
16