Page 32 - Momentum
P. 32

E-Modul Model Pembelajaran CinQASE Kelas X KD 3.10


                                                                                      TUGAS PASANGAN A




             A  Hukum Kekekalan Momentum


                   Konsep  momentum  memegang  peranan  penting  dalam  fisika.  Dalam  kondisi  tertentu,

            momentum bersifat kekal. Pada pertengahan abad ketujuh belas, sesaat sebelum era Newton, telah

            diamati bahwa jumlah besaran momentum benda-benda yang bertumbukan selalu tetap. Kita akan
            meninjau  tumbukan  sepusat  antara  dua  biliar  dengan  massa  m1  dan  m2  (Gambar  2.1).  Sebelum

            tumbukan, kedua biliar bergerak dengan kecepatan v1 dan v2. Setelah tumbukan, kedua biliar bergerak
                                      ’
                               ’
            dengan kecepatan v1  dan v2 .
                   Kita anggap resultan gaya luar yang bekerja pada
            sistem dua bola sama dengan nol. Jadi, pada sistem dua bola

            tersebut  hanya  ada  gaya  interaksi  akibat  tumbukan.
            Andaikan  pada  saat  terjadi  tumbukan  kedua  bola  itu

            bersentuhan dalam selang waktu ∆  . Kita akan menghitung

            perubahan momentum masing-masing bola akibat peristiwa
            tumbukan  itu.  Hukum  III  Newton  menyatakan  adanya

            pasangan  aksi-reaksi  yang  besarnya  sama  tetapi  arahnya
            berlawanan. Pada saat terjadi tumbukan, bola 1 menekan
                                                                       Gambar  2.1 Tumbukan antara Dua Bola Biliar
            bola 2 dengan gaya F12. Sebaliknya, bola 2 menekan bola 1
            dengan gaya F21. Menurut Hukum III Newton,  F12= -F21. Berdasarkan konsep impuls diperoleh


                                        ′
                                                                   ′
                              ∆   =       −        dan    ∆   =       −      
                            12
                                                                         2 2
                                             1 1
                                                       21
                                                                2 2
                                     1 1
            Dengan menjumlahkan kedua persamaan tersebut, diperoleh
                                                                        ′
                                                      ′
                               (   +    )∆   = (      −       ) + (      −       )
                                                            1 1
                                                   1 1
                                                                      2 2
                                                                              2 2
                                        21
                                  12
            Akan tetapi F12= -F21 sehingga    +    21  = 0. Dengan demikian diperoleh
                                           12
                                                                   ′
                                                  ′
                                        0 = (      −       ) +       −        atau
                                                        1 1
                                                                         2 2
                                               1 1
                                                                 2 2
                                                              ′
                                       +      =       +                                    (2.1)
                                                      ′
                                   1 1
                                                   1 1
                                           2 2
                                                           2 2
                   Karena gerakan bola hanya satu dimensi, kita tidak memerlukan notasi vektor. Akan tetapi,
            dalam setiap perhitungan kita harus menggunakan tanda negatif atau positif. Dalam bentuk skalar,
            persamaan diatas dapat ditulis
                                                              ′
                                        +      =       +                                   (2.2)
                                                      ′
                                           2 2
                                                            2 2
                                    1 1
                                                   1 1
                                                                                                           27

          Wa Ode Dian Rahmawati, Jurusan Pendidikan Fisika
   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37