Page 49 - Neurosains Spiritual Hubungan Manusia, Alam, dan Tuhan
P. 49

hidupan setelah kematian?”  Six scales of the Symptom Assessment-45
            (SA-45) Questionnaire digunakan sebagai variabel dependen. Dengan
            menggunakan uji statistik, para peneliti menyimpulkan bahwa keper-
            cayaan pada kehidupan setelah kematian mengurangi keparahan gejala
            enam gangguan kejiwaan tersebut. Hubungan paling kuat untuk ago-
            raphobia (takut di keramaian, ruangan terbuka, atau tempat umum),
            mungkin  karena  banyak  orang  dengan  agoraphobia  juga  menderita
            serangan panik, yang sering kali termasuk ketakutan akan kematian
            yang akan segera terjadi.
                                 26
                Kepercayaan pada kehidupan-setelah-kematian juga dapat me-
            mengaruhi gejala kejiwaan dengan mengubah cara berpikir tentang
            dunia. Kesimpulan ini diperoleh setelah para peneliti (2012) menguji
            sejumlah besar data dari Baylor Religion Survey-2010 dengan meng-
            gunakan pemodelan persamaan struktural (SEM; structural equation
            modeling)—teknik pemodelan statistik yang bersifat cross-sectional, li-
                          27
            near dan umum . Termasuk dalam SEM ini ialah analisis faktor (factor
            analysis), analisis jalur (path analysis) dan regresi (regression)—untuk
            menguji  lima  hipotesis  berikut:  1)  komitmen  agama  berhubungan
            positif dengan kepercayaan pada kehidupan setelah kematian; keper-
            cayaan akan kehidupan setelah kematian adalah 2) secara positif terkait
            dengan kepercayaan pada dunia yang adil; dan 3) secara negatif terkait
            dengan keyakinan pada dunia yang sinis; 4) bahwa kepercayaan pada
            dunia yang buruk berhubungan dengan gejala gangguan kejiwaan; dan
            (5) keyakinan bahwa dunia yang adil memiliki hubungan yang menye-
            hatkan dengan kejiwaan. Hasil SEM menunjukkan bahwa komitmen
            keagamaan secara positif terkait dengan kepercayaan pada kehidupan
            setelah kematian, yang pada gilirannya, kepercayaan pada kehidupan
            setelah kematian secara negatif dikaitkan dengan keyakinan pada du-

            26   K. J. Flannelly, dkk., “Belief in Life After Death and Mental Health: Findings from  Buku ini tidak diperjualbelikan.
              a National Survey,” Journal of Nervous and Mental Disease 194, no. 7 (2006): 524–
              529. Untuk enam skala kuesioner dapat dilihat dalam G. Sitarenios, M. Rayes,
              dan J. Morrison,  SA-45: The Symptom Assessment-45 Questionnaire (North
              Tonawanda/New York: Multi-Health Systems Inc, 2002).
            27   Flannelly, dkk., “Belief in Life-After-Death, Beliefs about the World, and Psy-
              chiatric Symptoms,” Journal of Religion and Health 51, no. 3 (2012): 651–52. doi:
              10.1007/s10943-012-9608-7


            30    Neurosains Spiritual: Hubungan ...
   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54