Page 47 - Grafis Islam 04-Surauku, Santri, Pesantrenku
P. 47
Sebagai respons atas usaha Belanda mendirikan
sekolah dengan sistem pendidikan Barat, para kiai tokoh
Muslim formis lantas mendirikan sistem madrasah,
yang diadopsi dari madrasah yang mereka jumpai saat
menuntut ilmu di Makkah dan Kairo, Mesir. Selain itu, di
pesantren juga mulai diajarkan mata pelajaran umum,
seperti Matematika, Ilmu Bumi, Bahasa Indonesia, hingga
Bahasa Belanda. Sistem pendidikan yang demikian
dipelopori oleh Pesantren Tebuireng pada 1920. Selain itu,
para kiai juga mulai membuka pesantren khusus bagi
kaum wanita.
Literasi Nasional Para santri
dan santriwati
mempraktikkan
ilmu jual beli di
34 pasar.