Page 43 - Grafis Islam 04-Surauku, Santri, Pesantrenku
P. 43

3   PANGERAN ANTASARI



                          Pangeran Antasari lahir di Kayu Tangi,
                          Kesultanan Banjar, 1797 atau 1809. Ia
                          adalah salah satu putra bangsawan
                          dari Kerajaan Banjar. Pangeran Antasari
                          mengomandoi banyak peperangan
                          melawan penjajah, salah satunya yang
                          terkenal yaitu Perang Banjar. Perang Banjar
                          pecah saat Pangeran Antasari dengan 300
                          prajuritnya menyerang tambang batu bara
                          milik Belanda di Pengaron pada 25 April
                          1859.
                          Selanjutnya, dengan dibantu para
                          panglima dan pengikut setianya, Pangeran
                          Antasari menyerang pos-pos Belanda di
                          Martapura, Hulu Sungai, Riam Kanan,                         Pangeran Antasari
                          Tanah Laut, Tabalong, sepanjang sungai
                          Barito sampai ke Puruk Cahu. Seluruh
                          rakyat, para panglima Dayak, pejuang-
                          pejuang, para alim ulama dan bangsawan-
                          bangsawan Banjar dengan suara bulat
                          mengangkat Pangeran Antasari menjadi
                          Panembahan Amiruddin Khalifatul
                          Mukminin, yaitu pemimpin pemerintahan,
                          panglima perang dan pemuka agama
                          tertinggi.






                      4   TEUKU CIK DI TIRO
             Literasi Nasional  Teuku Cik Di Tiro adalah pahlawan


                          nasional dan tokoh penting yang berjasa
                          melawan kolonial Belanda. Teuku Cik Di

                          lahir di Dayah Jrueng kenegerian Cumbok
          30              Tiro bernama asli Muhammad Saman,
                          Lam Lo, Tiro, daerah Pidie, Aceh pada
                          1836. Masa kecilnya dibesarkan dalam
                          lingkungan agama yang taat.
   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48