Page 42 - Grafis Islam 04-Surauku, Santri, Pesantrenku
P. 42
2 TUANKU IMAM BONJOL
Muhammad Shahab atau lebih dikenal
dengan nama Tuanku Imam Bonjol adalah
seorang ulama yang berperan penting dalam
perjuangan melawan Belanda ketika Perang
Padri pada 1803 hingga 1838.
Lahir di Bonjol, Pasaman, Sumatera Barat,
pada 1772. Ia dididik dan dibesarkan di
lingkungan islami. Ayahnya adalah seorang
alim ulama dari Sungai Rimbang, Suliki.
Imam Bonjol menimba dan mendalami ilmu-
ilmu agama Islam di Aceh sejak 1800 hingga
1802. Sebelum berperang melawan pasukan
Hindia-Belanda, Imam Bonjol terlebih dulu
Tuanku Imam Bonjol
bertentangan dengan kaum adat.
PERANG PADRI
Perang Padri berlangsung di Sumatera Barat dan sekitarnya, terutama di kawasan
Kerajaan Pagaruyung. Diawali dengan munculnya pertentangan sekelompok ulama
yang dijuluki sebagai Kaum Padri terhadap kebiasaan yang marak dilakukan oleh
kalangan masyarakat yang disebut Kaum Adat di kawasan Kerajaan Pagaruyung
dan sekitarnya.
1 Tahap I (1803-1821)
Perang Padri masih bersifat perang saudara antara
kaum Padri dengan Kaum Adat (yang dibantu Belanda).
Akibat merasa terdesak, Belanda mengambil langkah
diplomasi dengan membuat perjanjian. Pada 1821, Belanda
menandatangani perjanjian dengan kaum tradisionalis dan
mengirimkan pasukan tentara ke perbukitan Minangkabau. BUKU 4 Surauku, Santri, Pesantrenku
2 Tahap II (1821-1833)
Menyusul kemenangan atas Perang Jawa (1825-1830),
tentara kolonial kemudian fokus pada Perang Padri, dibantu
kekuatan dari kaum adat.
3 Tahap III (1833-1838) 29
Kaum Adat berbalik melawan Belanda dan bergabung
bersama Kaum Padri. Namun, akhirnya kekuatan mereka
semakin lemah, Minangkabau berhasil ditundukkan, dan
para pemimpin Kaum Padri dan Adat tewas. Tuanku Imam
Bonjol dibuang ke Manado, Sulawesi Utara.