Page 71 - Grafis Islam 04-Surauku, Santri, Pesantrenku
P. 71
Kitab Fasolatan
Karya Shaleh Darat.
Sumber: Hakim, 2016
2 KIAI SHOLEH DARAT
Kiai Shaleh Darat (Muhammad Shalih
bin Umar al-Samaranu) adalah murid
Nawawi al-Bantani dan Mahfudz Termas,
dan beberapa ulama lain di Makkah.
Sepulang ke Nusantara, dia mendirikan
pesantren di Darat, Semarang pada
1880-an, dan karenanya dikenal dengan
nama Shaleh Darat. Selain itu, dia juga
dikenal sebagai ulama yang produktif
dalam mengarang kitab. Dalam
menulis kitab-kitabnya, Kiai Shaleh
Darat berbeda dari Nawawi al-Bantani
yang menggunakan bahasa Arab.
Dia menulis karyanya dalam bahasa
Jawa beraksara Arab, yang dikenal dengan kitab
pegon. Penggunaan aksara pegon dalam penulisan kitab-
kitabnya dimaksudkan agar masyarakat Jawa kala itu
dapat dengan mudah membaca kitab-kitabnya, yang
berisi ajaran Islam sebagaimana dipelajari di pesantren.
Dengan huruf pegon inilah akhirnya banyak masyarakat
Jawa kala itu dapat membaca dan memahami agama
Islam, termasuk Kartini. Beberapa karyanya yang hingga
ini masih bisa dijumpai adalah
Kitab Munjiyat, Matan al-Hikam,
Majmu’at asy-Syari’at al-Kafiyah lil
Awam, Manasik al-Haji wal Umrah,
Kitab Pasolatan dan beberapa karya
lainnya. Kiai Sholeh Darat lahir di
Jepara, Jawa Tengah pada tahun
1820. Ia adalah sosok ulama yang
gencar melakukan perlawanan
Literasi Nasional melalui perlawanan kultural,
terhadap kolonialisme Belanda
yakni melalui gerakan
pencerahan pendidikan.
58
Majmu’at asy-Syari’at al-Kafiyah lil
Awam, Kitab Karya Shaleh Darat.
Sumber: Hakim, 2016