Page 15 - Wahidin Sudirohoesodo, Sang Dokter Bangsa_Yayan Rika Harari.pdf
P. 15

pelaksanaan “tanam paksa” (cultuur stelsel). Rakyat Hindia


                 Belanda (Indonesia sebelum merdeka) dipaksa untuk


                 menanam berbagai jenis tanaman tertentu, misalnya


                 kapas, nila, teh, tebu (gula), tembakau, dan kopi. Hasilnya


                 kemudian diserahkan kepada Belanda.





                 Belajar di Sekolah Angka Loro


                       Di sekolah dasar angka loro itu Wahidin kecil belajar


                 membaca, menulis, dan berhitung. Sekolah itu didirikan


                 oleh pemerintah kolonial (penjajah) sekadar untuk


                 memberantas buta huruf. Masa belajarnya tiga tahun.


                 Istilah bahasa Belanda-nya adalah De Scholen der Tweede


                 Klasse. Sekolah itu khusus untuk anak-anak bumiputra,


                 seperti priayi kecil, petani, dan buruh. Mereka bisa


                 bersekolah setelah berumur tujuh tahun.



                       Sekolah angka loro dibedakan dari sekolah angka siji


                 atau sekolah 'kelas satu' (De Scholen der Eerste Klasse).


                 Sekolah kelas satu mutunya lebih baik. Sekolah itu khusus


                 untuk anak-anak bangsawan, priayi tinggi, pejabat


                 pemerintah, atau tokoh terkemuka pribumi lainnya.











                                                                5
   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20